Suzuki Masih Punya Model yang Belum Siap Euro IV

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menerbitkan peraturan standar emisi Euro IV mulai berlaku 1 Oktober 2018 lalu. Diharapkan para produsen dapat segera memenuhi standar emisi di tiap produknya yang dijual di Indonesia.

Salah satunya adalah Suzuki. Namun Suzuki mengungkapkan mereka meminta kompensasi kepada pemerintah untuk memenuhi persyaratan tersebut sebab ada satu produk yang masih belum dapat berubah ke Euro IV.

“Seluruh produk mobil penumpang yang diproduksi lokal seperti Ertiga, APV, Karimun Wagon semua sudah memenuhi standar Euro IV. Hanya Futura kita yang masih Euro II. Kita mengajukan perpanjangan untuk bisa memakai mesin yang masih ada hingga Maret 2019,” ungkap Deputy Director Procurement, PPC, QA & DD Division PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Shodiq Wicaksono saat ditemui beberapa waktu lalu.

Shodiq mengungkapkan permintaan perpanjangan ini bukan hanya diminta Suzuki, Mitsubishi, Nissan dan Daihatsu juga melakukan hal yang sama.

Kendala yang dihadapi oleh Suzuki Futura karena produk ini menggunakan mesin yang berusia 25 tahun. Pilihan melakukan penggantian mesin baru  juga untuk membuat mesin saat ini bisa Euro IV dinilai membutuhkan investasi yang besar.

“Kalau ganti mesin tidak semata-mata hanya pasang, dan kalau memindahkan mesin butuh pengujian panjang. Bisa jadi tes selesai, Euro IV suda mulai. Jadi kita berpikir apa kita tes atau tunggu April, disetop atau apa, kita masih pikirkan,” ucap Shodiq.

Shodiq sendiri mengaku sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menyelesaikan kondisi ini. Permintaan untuk tambahan waktu hingga April diharapkan dapat membantu strategi yang sedang disiapkan tersebut.

Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) mengungkapkan Suzuki akan tetap mengikuti arahan pemerintah. Ia meyakinkan mobil penumpang Suzuki mulai Oktober sudah Euro IV.

“Jadi bukan belum ready, kita ready. Jangan lupa kita ekspor ke mancanegara juga termasuk Jepang dan lain-lain. Kita punya produksi bisa Euro IV bahkan Euro V. Jadi tidak mungkin tidak siap,” ujar Itayama.