DEPOK, KOMPAS.com - Salah satu aksesori yang belakang banyak digunakan pengguna sepeda motor adalah peninggi shockberaker belakang. Tujuannya agar buritan lebih tinggi.
Namun penggunaan aksesori yang biasanya disebut anting-anting ini tidak direkomendasikan oleh bengkel resmi, bahkan oleh modifikator sekalipun. Pasalnya bisa menyebabkan shock bengkok, bahkan patah.
Pemilik bengkel modifikasi Gandul 2Wheels Custom Depok, Wardoyo menyebut, pernah menemukan shock motor pelanggannya yang bengkok, akibat penggunaan alat peninggi shock. Untuk mengatasi masalah tersebut, Wardoyo langsung mengganti shock motor yang rusak itu dengan shock yang baru.
"Kalau mau meninggikan bagian belakang, memang harusnya ganti shock saja sekalian dengan yang bagus," kata dia saat ditemui Kompas.com, Rabu (25/7/2018).
Selain bisa menyebabkan shock bengkok, Wardoyo menyebut penggunaan peninggi shock juga bisa mengurangi fungsinya jadi tidak maksimal. Contohnya ketika motor digunakan untuk menikung.
"Menikungnya jadi kurang stabil," ujar dia.
Di laman resmi Suzuki, disebutkan bahwa peninggi shock kerap digunakan untuk modifikasi dengan biaya murah. Namun Suzuki menyebut alat bisa berbahaya dan tidak aman. Sebab alat ini rawan patah saat motor menghajar lubang atau ketika digunakan untuk mengangkut beban yang berat.
"Risiko ini akan semakin tinggi saat shock breaker yang digunakan bukan produk standar atau kualitasnya sudah buruk," tulis Suzuki.
Untuk solusi paling praktis, Suzuki menyarankan agar pengguna motor memilih motor sport yang bagian belakangnya sudah dirancang tinggi. Kalaupun ingin melakukan modifikasi agar buritan lebih tinggi, sebaiknya ganti shock breaker dengan yang lebih tinggi.
"Memang modifikasi ini memakan biaya yang lebih tinggi. Tapi dengan ini setidaknya Anda akan jauh lebih aman dan berkendara pun bisa jadi lebih menyenangkan," tulis Suzuki.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/29/124210815/jangan-gunakan-peninggi-shock-belakang-bahaya