JAKARTA,KOMPAS.com - Kemacetan lalu lintas sudah pasti jadi situasi harian yang dapat ditemui pengendara di kota besar seperti Jakarta. Tidak sekali dua kali bahkan bisa terjadi berkali-kali dengan rentang waktu terjebak di kemacetan yang tidak kunjung usai.
Situasi kemacetan ini rentan membuat psikis pengendara ikut terdampak. Lantas bagaimana menyikapi kondisi kemacetan yang parah bagi pengendara?
Psikolog Adi Sasongko, M.Psi dari Biro Psikologi Andi Arta mengungkapkan, pada dasarnya kemacetan tidak hanya menguras sisi psikis seseorang namun juga fisik sangat berpengaruh.
"Jadi seluruh aktivitas fisik dan psikis itu dapat saling berkaitan. Maka pola penanganannya akan jauh maksimal jika kedua hal tersebut kita tangani. Jadi tidak hanya satu bagian saja," ucap Adi saat dihubungi Selasa, (17/7/2018).
Adi mengungkapkan, dari segi fisik yang dapat dilakukan adalah pastikan saat berkendara pengemudi atau pengendara tidak kehausan, terlebih merasa lapar. Kondisi tersebut dapat mengurangi konsentrasi akibat tubuh kurang mendapatkan asupan.
"Jadi pastikan sudah mengisi perut dulu sebelum berkegiatan berkendara. Sediakan air minum di dalam kendaraan untuk berjaga-jaga bila bertemu macet dan menjaga asupan air," ucap Adi.
Dari sisi psikis yang dapat dilakukan pengendara adalah sering mengatur pernafasan secara teratur. Tujuannya agar tubuh kita terasa lebih rileks dan tenang.
Ini juga berguna untuk mengontrol pola pikir kita bahwa kemacetan tersebut menjadi hal yang tidak perlu dirisaukan dan suatu hal yang menyenangkan. Bayangkan bila dibandingkan kita tidak pernah melakukan perjalanan tersebut.
"Sehingga kemamuan adaptasi orang tersebut semakin bertambah baik. Begitu juga daya tahan terhadap kejadian yang mengakibatkan tekanan mental akan semakin baik juga mengatasinya," ucap Adi.
Adi menambahkan, jauh sebelum berkendara menghadapi macet paling penting adalah persiapan yang cukup baik fisik dan mental agar beban stress pengendara tidak berdampak buruk.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/18/112200615/atasi-kelelahan-psikis-saat-terjebak-kemacetan-parah