JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap mobil diketahui punya radius putar. Namun ukurannya bisa berbeda-beda.
Radius putar adalah hitungan seberapa besar lingkaran yang bisa dibuat mobil saat berbelok. Mengetahui ukuran radius putar ternyata perlu diketahui pengemudi agar bisa berputar balik dengan benar.
"Begitu kita duduk di kendaraan, kita harus tahu seberapa besar posisi kemudi dan berapa besar putarannya ke kanan dan ke kiri," kata trainer dari Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam kepada Kompas.com, Selasa (17/7/2018).
Biasanya, semakin kecil mobil berarti radius putarnya semakin kecil juga. Contohnya produk low cost green car (LCGC) diwajibkan memiliki radius putar 4,6 m; SUV medium berkisar antara 5,6m - 5,8 m; Toyota Avanza 4,7 m; Mitsubishi Xpander 5,2 m; Honda BR-V 5,3 m; dan Toyota Rush 5,2 m.
Untuk bisa berputar balik dengan benar, Norman menyarankan pengemudi untuk menjadikan pilar B sebagai patokan. Sebab pilar ini berada di tengah-tengah antara roda depan dan belakang.
"Bila as roda depan sudah masuk pada titik kita belok, kita boleh memutar setir sedikit demi sedikit. Pada saat masuk pilar B, putaran setir sudah harus habis," ucap Norman.
Sementara itu, Research and Development Manager Nissan Motor Indonesia Anton Khristanto menjelaskan, radius putar dihitung dari saat mobil berbelok pada posisi setir berputar sampai mentok. Cara menghitungnya dimulai dari titik pusat lingkaran sampai ke posisi ban yang berada di sisi luar. Contohnya bila berputar ke kanan, berarti ban depan kiri yang berada di sisi luar.
Menurut Anton, salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi besar-kecil radius putar adalah wheelbase. Semakin panjang wheelbase, berarti radius putar semakin besar. Namun demikian, tidak ada standar pasti ukuran radius putar per jenis mobil.
"Kalau wheelbase semakin panjang berarti lebih stabil dalam trek lurus, kalau semakin pendek berarti lebih mudah bermanuver," ucap Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/18/090200815/pahami-radius-putar-mobil-demi-berputar-balik-dengan-nyaman