Menurut Donny, spesifikasi model generasi kedua Ertiga ditujukan untuk ritel atau langsung digunakan konsumen. Konsep Ertiga sebagai kendaraan keluarga, penggunaannya dikatakan berbeda dengan operasional taksi.
“Jadi kalau kami, menurut Suzuki, pada saat kami membuat produk untuk jadi taksi, lebih banyak negatifnya,” ucap Donny, di Jakarta, Senin (28/5/2018).
Donny mengatakan Ertiga adalah model yang kebanyakan dibeli pembeli mobil pertama. Konsumen itu membeli mobil bukan hanya karena fungsi tapi juga kebanggaan, citra, dan simbol status sosial.
Dikhawatirkan, tiga hal terakhr itu bakal turun kalau Ertiga berseragam perusahaan taksi beredar dengan unit konsumen di jalanan.
Soal anggapan model dijadikan taksi merupakan pembuktian ketahanan pemakaian, Donny mengatakan ada banyak cara untuk mengetahui itu. Misalnya, dijadikan fleet kendaraan perusahaan.
Pada intinya, SIS tidak mau menjual Ertiga menjadi taksi pelat kuning yang dibeli tanpa Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM). Biasanya pembelian seperti itu dari perusahaan taksi dalam jumlah besar.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/30/082400215/jaga-gengsi-suzuki-tolak-ertiga-jadi-taksi