Jakarta, KOMPAS.com - Singapura disebut-sebut merupakan salah satu negara yang cukup serius dalam peralihan mobil konvensional ke listrik. Namun langkah negeri singa tersebut tak bisa disamakan dengan Indonesia.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi menilai, dengan luas wilayah yang relatif kecil, sangat mudah bagi Singapura menyediakan infrastruktur pendukung mobil listrik.
Kondisi itulah yang dianggap Nangoi jadi tantangan berat di Indonesia.
"Kalau negara kita sebesar Singapura, lebih mudah mengaturnya. Tapi kalau negara sebesar Indonesia, perlu kerja keras dari Aceh hingga Papua untuk membangun jaringan listriknya," kata Nangoi di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Dengan kondisi saat ini, Nangoi menganggap mobil listik belum cukup memungkinkan digunakan di Indonesia.
Sebab untuk bisa mengisi hanya dalam jangka waktu 2-3 jam, Nangoi menyebut sebuah mobil listrik membutuhkan pasokan listrik mencapai 450-470 volt.
Bila hanya 200 volt, Nangoi menyebut proses pengisian membutuhkan waktu hingga 10 jam.
"Kalau hanya 200 volt, perlu 10 jam dan bila anda isinya di rumah, yang namanya gardu-gardu itu tidak cukup. Itu yang harus dipikirkan," ucap Nangoi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/24/142500815/soal-mobil-listrik-indonesia-tak-seperti-singapura