Jakarta, KOMPAS.com -Pameran bus jadul, Indonesia Classic N Unique Bus (Incubus) 2018 di Hall B Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang masih berlangsung (22-24 Maret 2018), punya cerita menarik. Menyelenggarakan pameran berkonsep unik ini punya suka dan duka bagi panitia penyelenggara.
Salah satunya, urusan teknik memajang kendaraan yang dipamerkan, punya level kesulitan tersendiri. Biasanya, mobil penumpang atau niaga yang dipajang dalam pameran memanfaatkan jasa truk angkut atau towing untuk tiba dilokasi. Cara ini membuat kendaraan yang dipamerkan tidak harus dioperasikan langsung di jalan raya.
Namun, teknik ini sulit bisa diterapkan pada penyelenggaraan pameran bus, tak terkecuali dalam pameran Incubus 2018.
Ukuran bus yang relatif besar membuat sangat sulit menemukan jasa towing untuk mengangkut bus dari tempat asal ke lokasi pemaran. Mau tidak mau, bus harus dikendarai sendiri.
Pada penyelenggaraan Incubus 2018, tercatat ada beberapa bus yang berasal dari luar area Jakarta, seperti dari Bandung, Solo, Kutoarjo (Purworejo), hingga Pangkalpinang, Bangka Belitung. Koordinator penyelenggara pameran Incubus 2018, Ahmad Maimun Fikri menyatakan semua bus tersebut dikemudian sendiri tanpa jasa towing.
Untungnya, semua bus yang dipamerkan punya kondisi mesin yang terawat. Sehingga masih bisa dioperasikan untuk perjalanan jauh.
"Semua busnya tidak ada yang di-towing. Jadi dikendarai sendiri oleh sopir, termasuk bus paling tua tahun 1963 dari Kutoarjo, kata Fikri kepada Kompas.com, Jumat(24/3/2018).
Khusus bus yang berasal dari Pangkalpinang yang berbeda pulau dengan Jakarta, Kepala Museum Timah Pangkalpinang Muhammad Taufik menjelaskan bus tersebut dibawa dengan menggunakan kapal hingga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari pelabuhan itulah kemudian bus dikemudian ke lokasi pameran di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Cuma pas menyeberang laut saja yang dibawa kapal. Selebihnya tetap dikemudikan sendiri," kata Taufik.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/24/145100115/suka-duka-menyelenggarakan-pameran-bus-jadul