Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengakali Sulitnya Mendapatkan Bodi Asli Motor 1990-an

Bogor, KOMPAS.com — Pabrikan otomotif punya masa jeda untuk tetap menjamin pasokan komponen dan suku cadang pada salah satu model yang sudah stop dipasarkan. Memang tidak ada patokan pasti, tapi biasanya rentang 5-10 tahun, pihak merek masih menjamin ketersediaan seluruh komponen.

Sekarang, lagi hipe yang namanya punya sepeda motor nostalgia. Para pekerja yang sempat punya motor di kala muda berkeinginan membeli tungangan lamanya dulu. Masalahnya, tentu seiring dengan waktu dan status motor lawas akan sulit mencari motor dalam kondisi prima, baik dalam hal kesehatan komponen mekanis (jeroan mesin) sampai suku cadang estetika (bodi).

Salah satu motor nostalgia yang lagi tren saat ini, adalah Suzuki RGR yang di pasarkan pada era 1990-an. Suku cadang motor ini bakal sulit dicari. Bengkel resmi, bisa dipastikan tidak akan menyediakan lagi komponen original. Para pemilik RGR kemudian mencari alternatif dengan hunting di situs jual beli online sampaimemesan dari luar negeri.

Khusus, untuk bodi motor yang tergolong komponen slow moving parts, akan lebih sulit lagi mencarinya di pasar. Dengan situasi ini, Pendiri Suzuki RGR Riders Community Bogor, Robby Chow, mengaku punya alternatif. Adalah membuat kembali bagian bodi motor, dengan bahan fiber di bengkel motor modifikasi.

"Kalau body asli sudah susah didapat, alangkah baiknya menghubungi bengkel spesialis body fiber dan sesuaikan dengan konsep yang disepakati," kata Robby saat ditemui Kompas.com di Bogor, Jawa Barat, Senin (19/3/2018).

Untuk rekan-rekannya di komunitas RGR, Robby menyebut bengkel custom yang biasanya menjadi rujukan untuk pemesanan bodi berbahan fiber adalah Ikin Racing Academy di Kalimalang, Bekasi. Tidak cuma RGR, Robby menyebut bengkel tersebut juga bisa membuat body sesuai bentuk asli dari motor-motor sport lawas lainnya.

"Ikin Racing Academy itu bengkel khusus RGR, NSR, TZM, Ninja, dan lain-lain," ujar Robby.

Selain mudah ditemui, Robby mengatakan, pemesanan bodi berbahan fiber juga membuat pemilik bebas menentukan bentuk yang diinginkannya, antara mempertahankan bentuk asli atau diubah sedikit sesuai seleranya.

Menurut Robby, rekan-rekan di komunitasnya banyak yang memesan bodi fiber dengan mencontoh bentuk RGR yang pernah beredar di negara lain. Misalnya, Suzuki RGV dan TXR. Keduanya merupakan motor sport 2-Tak 150cc setipe RGR yang beredar di negara lain.

"TXR itu RGR versi Malaysia yang sekilas seperti perpaduan antara (Kawasaki) Ninja dan (Yamaha) RXZ," ujar Robby.

Biaya pembuatan bodi fiber juga beragam, tergantung dari tingkat kesulitan, termasuk mencari referensi bentuk motor original yang diinginkan. Robby mencontohkan RGR 150 yang beredar di Indonesia ada empat generasi, yakni Sprinter, Crystal V1, Crystal V2, dan Tornado.

Dari keempatnya, bodi Sprinter-lah yang paling susah dicari. Jika ada, harganya relatif mahal. Sebagai contoh, bodi belakangnya saja biasanya dijual hingga Rp 800.000 hingga Rp 1 juta belum termasuk lampu. 

"Fairing depan dan air scoop-nya itu harganya paling gelap dan sulit untuk ditebak," ujar Robby.

Meskipun ada alternatif menggunakan fiber sebagai alternatif, pemilihan bengkel jadi hal yang krusial. Pasalnya, tidak semua modifikator ahli dalam meniru bentuk motor sport lawas.

"Bahan material fiberglass memang bisa jadi alternatif dan harganya murah meriah. Tapi, sayang kalau tidak presisi. Jadi yang membuat harus memang yang ahli," ucap Robby.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/21/092300115/mengakali-sulitnya-mendapatkan-bodi-asli-motor-1990-an

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke