Sesepuh JMC, Amrih Sahri menceritakan, awal mulanya beberapa pemilik mobil Morris, khususnya tipe Mini Cooper, sering mengadakan kegiatan bersama. Misalnya, kumpul-kumpul hingga jalan-jalan bareng ke berbagai tempat. Namun, sifat kegiatan di saat itu belum formal.
Seiring berjalannya waktu, ada keinginan untuk membentuk komunitas yang lebih formal. Kemudian, para pemilik morris ini mengadakan kegiatan touring ke Ciater, Jawa Barat.
"Tanggal 29 Agustus 1993 itu kami bareng-bareng, ada 17 pemilik Moris berbagai tipe touring ke Ciater, menginap di sana dan disepakati membentuk club agar lebih serius, lebih tertata dan teratur," tutur Amrih di sela acara "Indonesia 1st Mini Day" yang digelar di MaxxBox Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Sabtu (9/12/2017).
Terkait pemilihan nama Morris yang tidak spesifik pada Mini Cooper merupakan kesengajaan. Sehingga, bukan hanya pemilik Mini Cooper yang dapat bergabung di komunitas ini, tapi juga pemilik Morris dari tipe lainnya, seperti Morris Minor atau Morris 1100/1300.
Dengan adanya komunitas ini, diharapkan mobil klasik ini akan tetap eksis mewarnai dunia otomotif nasional. Para pemilik Morris dapat berinteraksi, memperkuat jalinan persaudaraan serta bertukar informasi berbagai hal terkait Mobil asal Inggris ini. Misalnya, kalau dulu itu ketika ada satu member club membutuhkan spare part tertentu yang sulit didapatkan, maka anggota lainnya bisa memberikan informasi.
"Dulu banyak mobilnya yg butut-butut, asal jalan, luar biasa kebersamaannya," kata Amrih.
Saat ini, lanjut Amrih, JMC terus berkembang. Jika dulu kebanyakan anggotanya adalah orang-orang tua dan hanya sedikit saja yang masih muda, tapi sekarang justru terbalik, komunitas ini justru didominasi oleh pemuda. Selain itu, saat ini sudah banyak komunitas tingkat daerah di seluruh Indonesia, seperti di Bali, Bandung dan Surabaya.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/12/11/075200515/awal-mula-jakarta-morris-club