Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penebar Paku Punya Niat Lain dari Hanya Membocorkan Ban

Jakarta, KompasOtomotif – Paku-paku atau potongan jari-jari payung yang ditebarkan di jalan raya oleh oknum penambal ban ternyata tidak hanya bertujuan membuat bocor ban kendaraan. Lebih dari itu, pelaku menginginkan ban dalam motor para pengendara yang melintas itu menjadi rusak.

Dengan demikian, penambal ban yang licik ini dapat menjual ban dalam bekas atau yang kualitasnya buruk.

Hal ini diungkapkan Abdul Rohim, penggagas Komunitas Relawan Sapu Bersih (Saber) ranjau paku ketika KompasOtomotif berbincang di kediamannya di bilangan Pedongkelan, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Rabu (15/11/2017).

“Jadi ada semacam modus menjual ban dalam abal-abal (kualitasnya buruk),” kata Rohim.

Jikapun ban yang terkena paku masih dapat digunakan, lanjut dia, oknum penambal ban yang licik itu akan berupaya meyakinkan pengendara bahwa ban dalam motornya itu tidak lagi dapat ditambal. Sehingga, pengendara terpaksa membeli ban yang dijual di tempat tersebut.

“Bengkel yang nakal ini kalau kita enggak tahu, kadang-kadang justru kita dikerjain. Jadi, walaupun ban semestinya masih bisa ditambal tapi mereka beralasan sudah tidak bisa ditambal. Alasannya bannya sudah robek. Begitu modusnya,” kata dia.

Adapun harga ban dalam yang ditawarkan bervariasi. Di beberapa lokasi, tukang tambal ban menjual ban dalam tersebut sekitar Rp 40-50 ribu. Namun di beberapa lokasi lain, harganya bisa mencapai Rp 70 ribu. Padahal, modal untuk satu ban dalam tersebut hanya sekitar Rp 12-15 ribu.

“Jadi mereka menjual ban dalam yang murah, modalnya Rp 12.000 atau Rp 15.000 itu. Mereka enggak mau nambal. Alasannya harus ganti ban dalam. Nah ban dalamnya yang mereka sediakan,” kata dia.

Namun demikian, kata Rohim, tidak semua penambal ban yang ada di pinggir jalan raya menggunakan cara licik seperti itu untuk mendapat keuntungan.  

https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/16/174200915/penebar-paku-punya-niat-lain-dari-hanya-membocorkan-ban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke