Tokyo, KompasOtomotif – Anggota baru aliansi Nissan-Renault, Mitsubishi, siap gelontorkan lebih dari dari 600 miliar yen atau Rp 72 triliun untuk belanja modal dan litbang (R&D) dalam tiga tahun, melalui periode fiscal year 2019.
Kondisi ini menjadi sinyal, kalau bisnis Mitsubishi sudah kembali normal, dan investasi juga bertumbuh, pasca skandal yang memaksa mereka untuk menaruh perhatian lebih dalam soal reformasi struktural, mengutip Nikkei (17/10/2017).
Rincian spesifik akan diumumkan lebih lanjut, dan disertakan dalam rencana jangka menengah yang baru. Mereka juga akan menjelaskan langkah-langkah menuju pencapaian target global 1,25 juta kendaraan, dan marjin laba operasi minimal 6 persen.
Rencana baru tersebut akan menghabiskan setidaknya 5 persen dari penjualan tahunan, dan proporsi yang sama juga di kegiatan R&D, yang kemungkinan berjumlah lebih dari 200 miliar yen per tahun. Ini akan mewakili peningkatan sekitar 40 persen dari investasi 437,4 miliar yen, dalam tiga tahun, yang berakhir pada tahun fiskal 2016.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan kendaraan listrik, dan untuk produksi di pasar utama Asia, yakni China dan Indonesia.
Di China, Mitsubishi akan menghabiskan sekitar 10 miliar yen (Rp 1,2 triliun) untuk bangun pabrik baru, yang bisa mengeluarkan 150.000 mesin setiap tahun, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2018. Mereka juga akan memproduksi mesin SUV andalan di pasar lokal, yang dianggap lebih murah dibanding harus impor.
Mitsubishi menargetkan penjualan China minimal Rp 300.000 kendaraan per tahun pada awal 2020-an, kira-kira itu melipatgandakan angka di tahun fiskal 2016.
Sebelumnya, Mitsubishi Motors membuka pabrik baru di Indonesia, yang bisa menghasilkan 160.000 kendaraan setiap tahunnya. Permintaan sangat melonjak untuk LMPV Xpander yang diproduksi di pabrik dalam negeri. Platformnya ke depan akan berbagi dengan Nissan dan produknya akan disekspor ke negara Asia Tenggara, seperti Thailand dan Filipina.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/17/172200615/mitsubishi-revisi-rencana-investasi-global