KompasOtomotif mengonfirmasikan hal ini ke Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM Jonfis Fandy, (18/9/2017). Dia mengatakan bahwa hal tersebut biasa terjadi, karena ada penyesuaian produksi antar model.
Jonfis lalu menegaskan bahwa penundaan pengiriman ke diler bukan berarti banyak unit BR-V (stok) yang menumpuk di sejumlah diler di seluruh Indonesia.
”Namanya numpuk itu kalau selama tiga bulan tidak jualan dan tidak ada penyesuaian supply (pasokan), juga tidak melihat pasar,” ucap Jonfis kepada KompasOtomotif.
Baca: Agustus, HR-V Mendominasi Tapi BR-V Terpuruk
Kecurigaan lain, HPM sengaja tak lagi mengirim BR-V ke diler karena disiapkan produk facelift. Soal ini, Jonfis membantah. ”Belum ada (rencana facelift),” ucapnya singkat.
Dari data Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Juli 2017 lalu BR-V hanya dikirimkan 590 unit, atau turun drastis dari biasanya yang bisa mencapai antara 1.200-2.000-an unit per bulan. Bahkan yang paling ekstrem terjadi pada Agustus 2017 lalu yang cuma didistribusikan satu unit.
Kendati mengalami penundaan pengiriman, BR-V masih menjadi senjata unggulan Honda di segmen low SUV. Total penjualan selama delapan bulan pertama tahun ini mencapai 12.568 unit, atau masih menguasai 20 persenan pasar low SUV Indonesia.
Tapi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, BR-V turun 67 persen. Januari-Agustus 2016, model ini terjual 38.666 unit.
BR-V pun tak sendirian turun, karena semua model di segmen ini mengalami penyusutan Januari-Agustus 2017. Total pasar low SUV anjlok 45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/09/18/173100615/br-v-mandek-ini-penjelasan-honda