Jakarta, KompasOtomotif - Selain soal prototipe, Kementerian Perindustrian kali ini juga sudah mengusulkan beberapa insentif bagi pengembangan kendaraan perdesaan. Di mana ini akan diberikan kepada produsen yang akan memproduksinya.
Ini seperti disampaikan I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dalam siaran resminya, Jumat (1/9/2017). Usulan Kemenperin soal pemberian insentif fiskal maupun non-fiskal, akan diajukan kepada Kementerian Keuangan.
"Salah satu usulan kami adalah Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) 0 persen. Kalau LCGC saja bisa 0 persen, harusnya kendaraan perdesaan juga 0 persen," tutur Putu.
Selain itu, Kemenperin mengupayakan agar perusahaan yang melakukan rancang bangun dan rekayasa di dalam negeri, bisa diberikan tax holiday selama 10 tahun untuk PPh Badan, serta Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang rendah untuk seluruh Indonesia. Ditambah lagi, pembebasan bea masuk untuk permesinan pendukung program ini dan pemberian fasilitas investasi.
“Fasilitas lain yang diusulkan, di antaranya training inkubator aftersales, desain lini produksi, standarisasi perakitan, prototipe jig dan fixture, hingga Hak Kekayaan Intelektual Design Engineering. Itu semua demi mencapai visi Indonesia menjadi basis produksi industri otomotif, dan komponen kelas dunia,” ucap Putu.
Untuk mewujudkannya, perlu upaya serius dari seluruh pemangku kepentingan, dengan memperkuat struktur industri otomotif, melalui peningkatan kemampuan industri komponen dan infrastruktur teknologi. lalu peningkatan daya saing, melalui peningkatan kemampuan SDM dan manajemen industri, serta peningkatan penguasaan teknologi dan R&D.
Ribuan IKM Lokal
Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM Kemenperin menyampaikan, ribuan industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri, siap berkontribusi memproduksi komponen kendaraan perdesaan. IKM lokal menjadi prioritas untuk diikutsertakan dalam progam yang sedang dikembangkan ini.
Dalam implementasinya, Kemenperin bakal menggandeng sentra-sentra IKM komponen otomotif yang ada di Tegal (50 IKM), Klaten (10 IKM), Purbalingga (138 IKM), Sidoarjo (134 IKM), Juwana (30 IKM), Pasuruan (49 IKM), Sukabumi (20 IKM) dan Bandung (15 KM). Selain itu, Kemenperin menggandeng 123 IKM di dalam Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (Pikko).
Kemudian ditambah lagi 250 IKM karoseri yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Utara, serta 600 IKM alat dan mesin pertanian di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan NTT.
“Demi menjaga kestabilan produksi komponen oleh IKM tersebut, Kemenperin telah melibatkan perusahaan baja milik negara, yakni PT Krakatau Steel untuk penyediaan bahan baku. Bahkan, kami tengah membuat IKM terpadu di Halmahera, untuk memastikan ketersediaan bahan baku dapat terjaga dengan baik," ucap Gati.
Pembinaan
Langkah-langkah lainnya, Kementerian Perindustrian juga akan memberikan pembinaan kepada para IKM dalam negeri, agar bisa menjaga kualitas produksi komponennya. Pasalnya, produk yang mereka hasilkan akan digunakan untuk membuat kendaraan perdesaan di seluruh Indonesia.
"Kami kumpulkan para pensiunan dari industri, untuk melatih dan membina para pelaku IKM tersebut, sehingga produknya tetap memenuhi standar yang diinginkan," ucap Gati.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/09/02/124300915/insentif-dan-ribuan-ikm-lokal-untuk-mobil-perdesaaan