Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Mobil Listrik di China Justru Bikin Kotor

Kompas.com - 06/07/2017, 12:31 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Beijing, KompasOtomotif – Mungkinkah China sebagai pasar otomotif terbesar dunia membantu mengurangi pemanasan global jika mayoritas mobilnya berjenis elektrik? Jawabannya tak seperti yang dibayangkan. Justru negara ini sedang disorot karena memproduksi emisi gas dan total energi lebih banyak saat mengeksploitasi mobil listrik.

Eelektrifikasi di China sedang maju pesat. Mobil listrik booming, bahkan tahun lalu, lebih dari 300.000 mobil lsitrik terjual di sana. Populasinya diperkirakan mencapai 5 juta unit di jalanan pada 2020, dan pemerintah sudah bersiap menyambut ”gelombang besar” itu dengan memfasilitasi pabrik baterai.

Masalahnya perpindahan dari mobil konvensional berbahan bakar minyak ke mobil listrik tak serta-merta mengurangi emisi karbon. Malah, produksi dan ekspolitasi mobil listrik di China justru menaikkan gas buang dan konsumsi energi, bukan menurunkan.

Memang, kendaraan listrik seharusnya bakal lebih ringan, hemat energi, dan berpotensi lebih hijau daripada rekan-rekan konvensional mereka. Tapi kenyataannya lebih kompleks. Pembuatannya memerlukan penambangan energi intensif dari unsur langka, seperti lithium yang dibutuhkan untuk baterai.

Negara maju mendapatkan hasil terbaik, karena mereka cenderung menghasilkan listrik dengan menggunakan sumber yang lebih bersih. Di Amerika Serikat misalnya, rata-rata mobil listrik hanya memiliki separuh dampak gas rumah kaca dari mobil konvensional selama siklus hidupnya.

Eropa juga berhasil. Melihat semua proses yang terlibat dalam pembuatan, penggunaan, dan pembuangan akhir dari berbagai kendaraan listrik dan konvensional, periset Norwegia menemukan bahwa kendaraan listrik menawarkan setidaknya pengurangan 10 persen emisi gas rumah kaca.

Tantangan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akan terjadi di negara-negara berkembang, terutama China, yang kemungkinan akan mendominasi pasar otomotif global selama beberapa dekade yang akan datang.

Sayangnya, struktur ekonomi industri China akan menyulitkan. Sebuah studi baru-baru ini oleh para insinyur China memperkirakan bahwa kendaraan listrik menghasilkan sekitar 50 persen kenaikan emisi gas rumah kaca dan total konsumsi energi selama siklus hidupnya. Pembuatan baterai lithium-ion saja menyumbang 13 persen dari konsumsi energi dan 20 persen dari emisi.

Cara paling menjanjikan untuk membuat kendaraan listrik lebih baik tidak ada hubungannya dengan kendaraan itu sendiri. Infrastruktur energi lebih penting. Di China, produksi listrik masih sangat bergantung pada sumber karbon tinggi termasuk batubara.

Oleh karena itu, pembuatan baterai dan pengoperasian kendaraan menghasilkan lebih banyak polusi daripada di tempat lain. Industri daur ulang di China juga terbelakang. Baja A.S. sekitar 70 persen didaur ulang, dibandingkan dengan hanya 11 persen di China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau