Kuala Lumpur, KompasOtomotif – Merek mobil nasional kebanggaan Malaysia, Proton, saat ini sedang dalam kondisi kritis. Laba perusahaan terus menurun, di tengah persaingan industri otomotif yang semakin mengetat.
Mengutip Nikkei, Jumat (25/11/2016), pada september lalu, Proton sudah mengirimkan surat permohonan kerjasama dengan 14 merek mobil global, dan tiga merek sudah dalam tahap komunikasi intensif. Salah satu yang jadi kandidat kuat adalah Suzuki.
Pertimbangan ini, lantara keduanya sudah menjalin perjanjian kerjasama bisnis yang ditandatangani pada Juni 2015. Namun, salah satu eksekutif Suzuki mengatakan, kalau mengambil saham dari produsen mobil asal Malaysia tersebut akan "sulit".
"Suzuki memutuskan untuk melakukan kemitraan tersebut karena Osamu Suzuki, Chairman Suzuki Motor Corporation, memiliki hubungan pribadi dengan pendiri Proton, Mahathir Mohamad. Tapi Mahathir sudah mengundurkan diri sebagai ketua Proton pada akhir Maret, di tengah perseteruan dengan Perdana Menteri Najib Razak, dan hubungan antar perusahaan (Suzuki dan Proton) menunjukkan tanda-tanda perubahan halus,” ujar sumber tersebut.
Baca juga : Di Ujung Tanduk, Proton Mulai “Jual Diri”
Kinji Saito, Executive General Manager Suzuki untuk pemasaran mobil global, menolak berkomentar ketika ditanya apakah Suzuki ingin berinvestasi di Proton. Dari pangsa pasar 52 persen di tahun 2001, Proton saat ini harus rela kehilangan peminat, dengan hanya mendapat jatah 10 persen dari pasar mobil Malaysia.
Beberapa pengamat lain melihat perusahaan China Geely Holding Group, sebagai calon kuat lain. Namun pihak Geely mengkonfirmasi, negosiasi kemitraan teknologi dengan Proton memang pernah berjalan, tapi tidak pernah juga mencapai kesepakatan. Jadi kabar kerjasama modal dengan Proton hanya rumor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.