Tokyo, KompasOtomotif – Para produsen kendaraan roda empat, saat ini sedang berlomba-lomba untuk membangun kendaraan berpenggerak listrik murni. Namun, nampaknya persaingan ini belum menyentuh Toyota sebagai salah satu produsen mobil terbesar di dunia.
Sampai saat ini, belum terdengar lagi kabar Toyota mengembangkan mobil listriknya semakin realistis, setelah memperkenalkan iQ dan i-road. Satoshi Ogiso, Chief Engineer Toyota saat ini, mengatakan perusahaan masih fokus pada kendaraan hibrida dan hidrogen.
Pasalnya, untuk membangun kendaraan listrik yang memiliki baterai dengan jangkauan yang diinginkan konsumen (jarak jauh), masih sangat mahal saat ini, setidaknya sampai 2025. Karena itulah yang diinginkan oleh konsumen mobil listrik.
“Biaya kendaraan listrik sangat tergantung dari jarak tempuh. Agar bisa mencapai 300 km saja, butuh biaya mahal, dan baru akan murah baterainya kemungkinan pada 2025,” ucap Ogiso, mengutip Carscoops dari Forbes, Kamis (15/9/2016).
Ogiso menambahan, dalam 10 sampai 20 tahun ke depan, Toyota mengharapkan 50-60 persen dari seluruh modelnya, adalah hibrida atau fuel cell (hidrogen), dengan model mobil listrik yang terus dinaikkan sampai 30 persen. Prediksinya, mobil dengan berpenggerak listrik, baru akan mendominasi pasar pada 2050, sekitar 90 persen.
Selain mengembangkan mobil listrik, Toyota punya tujuan lain, yaitu bisa memproduksi mobil hibrida bertransmisi otomoatis, dengan harga produksi yang murah seperti kendaraan dieselnya. Ini akan berimbas pada harga jual yang akan semakin terjangkau, dan dengan sendirinya atau alamiah, akan menggeser kendaraan bermesin diesel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.