Tokyo, KompasOtomotif – Industri otomotif Turki diprediksi akan tumbuh dengan baik, dan dianggap bisa menjadi basis produksi dan pasar potensial di dunia. Meskipun, gejolak sosial politik yang labil terus menyelimuti, mulai ancaman terorisme sampai kudeta, potensinya tetap ada.
Hal tersebut seperti disampaikan Satoshi Komiya, pakar industri otmotif dari Boston Consulting Group (BCG). Dari wawancara bersama dengan Nikkei, Kamis (25/8/2016) Komiya mengatakan, meski Toyota dan beberapa merek Jepang lainnya beroperasi di sana, namun merek Eropa dan Amerika seperti Renault, Fiat Chrysler Automobiles dan Ford Motor, juga punya eksistensi yang kuat.
Turki diposisikan sebagai negara basis ekspor untuk Eropa karena kedekatan geografis.Dari 1,2 juta kendaraan yang diproduksi Turki pada 2015, sekitar 70 persen diekspor ke Eropa dan tempat lain. Tenaga kerja lebih murah daripada di Eropa sehingga memperkecil biaya produksi, dan kerjasama serikat pekerja dengan Uni Eropa juga menjadi keuntungan.
“Selain itu, infrastruktur pendukung industri otomotif, termasuk pemasok juga berkembang. Banyak pemasok yang bergandengan tangan dengan pemain lokal, contohnya produsen ban Bridgestone. Turki sendiri sangat tertarik untuk bisa terus menyerap teknologi dari perusahaan Jepang,” ujar Komiya.
Ancaman Terorisme?
Komiya mengatakan, serangan teroris yang akhir-akhir ini terjadi di Turki, tentu akan berdampak negatif bagi perkembangan ekonomi, dan belum jelas, berapa besar pukulan, yang dialami oleh industri otomotif karena itu. Namun, Komiyo sendiri tidak percaya, kalau seluruh pasar otomotif akan runtuh.
“Produsen tentunya akan memperhitungkan kondisi politik dan risiko lainnya ketika mereka mendirikan bisnis. Banyak pabrik mobil di Turki yang mampu menangani berbagai kendala, dan membuat Turki tetap penting, terutama untuk produsen Eropa dan Amerika,” ucap Komiya.
Prospek Pertumbuhan
Wilayah Turki sendiri, kurang lebih 60 persen mobil baru yang dijual merupakan produk impor. Penjualan kendaraan baru Turki hampir mencapai 1 juta unit pada tahun 2015, dan bisa trus naik menjadi sekitar 1,2 juta di tahun 2022.
Jenis mobil kompak dengan mesin 1,6-liter atau mesin dengan kapasitas silinder lebih kecil terjual sangat cepat, dan lebih besar porsi dari kendaraan diesel. Melihat pasar yang lebih luas lagi untuk ekspor, di Timur Tengah termasuk Arab Saudi dan Iran, diperkirakan produksi akan naik dari 4,2 juta unit pada tahun 2015, menjadi sekitar 5,3 juta di 2022, melebihi Brasil.
Dalam jangka waktu yang panjang, itu akan menjadi pasar yang sangat besar. Perusahaan harus membuat pilihan, seberapa banyak investasi modal yang akan dikucurkan di Turki, sembari melihat dan menilai kondisi politik, serta faktor lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.