Tokyo, KompasOtomotif – Setelah skandal Mitsubishi Motors Corporation yang berujung pada pelepasan 34 persen saham ke Nissan Motors Company dan mulai bergugurannya para direksi, kini Suzuki Motor Corporation juga mengaku tidak melaksanakan regulasi yang berlaku di Jepang.
Suzuki menyatakan secara resmi seperti diberitakan Automotive News, Rabu (18/5/2016), telah mengunakan metode tes efisiensi dan emisi pada 16 model domestik yang tidak sesuai peraturan Jepang.
Ketidaksesuaian itu sudah berlangsung sejak 2010 dan melibatkan 2,1 juta kendaraan, setidaknya masih lebih baik daripada Mitsubishi yang mengungkap sudah melakukannya sejak 1991.
“Perusahaan meminta maaf atas fakta bahwa kami tidak mengikuti peraturan yang ditetapkan negara,” kata CEO Suzuki, Osamu Suzuki, kepada wartawan.
Osamu mengatakan Suzuki tidak sengaja menggunakan data yang salah. Dijelaskan, pengukuran data terkait berbagai komponen seperti ban, rem, transmisi, dan kombinasi semua itu dengan pengujian di terowongan angin.
Dampak kejadian ini dikatakan tidak memengaruhi kendaraan yang dijual di luar Jepang.
Sejak kasus Mitsubishi yang dimulai dari laporan Nissan pada April lalu, kementerian transportasi Jepang memerintahkan produsen kendaraan di Jepang untuk mengalkulasi ulang hasil tes bahan bakar. Hingga saat ini, Toyota, Nissan, Honda, Mazda, Daihatsu, dan Subaru, masih aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.