Peraturan tersebut jelas membuat para produsen dipaksa berpikir keras. Sementara mobil ramah lingkungan seperti hibrida atau listrik perkembangannya tidak begitu pesat.
"Selain hibrida paling memungkinkan untuk mendapat emisi rendah adalah mesin berkapasitas kecil. Tapi, konsumen tetap ingin mobil tersebut punya performa yang baik. Ya satu-satunya jawaban adalah mengadopsi turbo," ungkap Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual Honda Prospect Motor (HPM) di sela-sela acara tes BR-V di Kintamani, Bali, Kamis (28/1/2016).
Hal ini pun masuk dalam rencana pengembangan produk-produk Honda global. Makin menarik ketika isu ini dikaitkan dengan rencana HPM menghadirkan Civic baru. Di pasar global sedan tersebut punya varian yang sudah mengadopsi rumah keong (turbo).
"Ya saya belum bisa bilang apa-apa mengenai model tersebut. Tapi kalau ditanya ingin atau tidak, ya saya tertarik dengan varian tersebut (mesin yang menggunakan turbo)," kata Jonfis.
Bahan bakar
Saat ditanya mengenai kesesuaian bahan bakar, Jonfis mengutarakan bahwa hal itu tidak masalah. Dijelaskan, turbo yang dipakai untuk mobil produk massal berbeda dengan model yang dijual aftermarket untuk meningkatkan performa.
"Tipe dan karakternya beda dan tentunya produsen sudah menghitung matang soal itu karena tidak semua negara punya BBM dengan kualitas baik," ujar Jonfis.
Lantas kapan HPM mulai memopulerkan mesin kecil dengan tambahan turbo? "Saya ingin secepatnya" ujar Jonfis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.