Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Lampu Hijau Sekarang Artinya Hati-hati”

Kompas.com - 02/10/2015, 15:05 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Menilai dari kualitas pembuatan punya Surat Izin Mengemudi (SIM) di Indonesia rasanya wajar bila pengemudi tidak punya standar ilmu berlalu lintas yang sama. Maka itu, banyak pengemudi yang bijak justru mencari pelajaran soal keselamatan berkendara setelah menerima SIM sebagai penghargaan oleh negara untuk mengendarai kendaraan di jalan. Padahal, lebih baik sebaliknya.

Komunitas pemilik mobil adalah contoh tempat mendapatkan ilmu keselamatan berkendara. Tanggung jawab guyub mengayomi ratusan bahkan ribuan anggota mendorong pembentukan program tertentu buat menambah pengetahuan soal baik dan benar di jalan.

Salah satu komunitas yang melakukan hal itu yakni Velozity (Veloz Community). Perkumpulan pemilik mobil Toyota Avanza Veloz ini sejak Desember 2014 menggerakan program “Think Before You Drive”. Kontennya membahas tentang kesiapan pengemudi sebelum jadi bagian lalu lintas.

“Kalau kampanye safety driving itu di jalan, tapi yang kita kasih tahu sebelum berkendara,” jelas Didy Soe, Ketua Umum Velozity, kepada KompasOtomotif, pekan lalu. Kampanye Velozity telah berjalan di empat kota besar dengan tingkat kecelakaan paling tinggi, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Febri Ardani Materi praktek safety driving diberikan oleh The Real Driving Center (RDC).
Persiapan sebelum mulai berkendara dianggap penting. Prilaku seperti melakukan sekali memutari mobil mengecek kondisi, menyetel spion, menyiapkan penunjuk jalan sebelum berkendara bukan saat berkendara, sampai ke bertanya ke diri sendiri “layakkah saya berkendara”, disarankan jadi kebiasaan.

“Aturan di jalan itu cuma teori, anak kecil juga tahu kalau lampu merah harus berhenti. Tapi sekarang kan di jalan beda, justru lampu hijau jadi seperti lampu kuning karena waktu kita mau lewat mesti lihat kanan-kiri dulu, takutnya ada yang nerobos,” ucap Didy.

Mewakili komunitas dengan jumlah anggota lebih dari 1.000 orang, Didy mengatakan lebih baik aturan soal SIM diperketat sebab yang dirasa sekarang selembar kartu itu hanya jadi penghuni dompet, belum menjamin pengemudi paham soal keselamatan berkendara.

“SIM memang harus diperketat, tapi kalau kita lihat juga jumlah polisi sendiri ga sebanding sama masyarakat. Realisasi aturan di lapangan kurang, hukuman langsung buat pelanggar juga tidak ada,” kata Didy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau