"Tujuan kami dasarnya mengubah cara dunia menggunakan energi. Kami bicara dalam skala terra watt. Tujuannya menyelesaikan tranformasi seluruh infrastruktur energi di dunia," jelas Elon Musk, CEO Tesla Motors di Hawthorne, California, Kamis (30/4/2015), dilansir Autonews (1/5/2015).
Perkenalan produk baru ini sekaligus membuktikan keinginan Tesla masuk ke sektor energi, divisi baru yang punya potensi konsumen lebih luas, ketimbang cuma mobil listrik.
Ketika perumahan, bisnis, dan sektor lain lebih banyak menggunakan energi terbarukan memanfaatkan sinar matahari dan angin, kebutuhan pada tenaga ini semakin bertambah. Baterai kini bisa dimanfaatkan untuk menyimpan listrik selama pasokan energi konvensional lancar dan bisa dimanfaatkan di saat sinar matahari langka dan hembusan angin hilang di musim-musim tertentu.
Powercell merupakan baterai lithium ion yang bisa diisi ulang, teintegrasi di dinding, punya kemampuan 7 kWh per jam atau 10 kWh per jam. Produk baru ini mulai dipasarkan musim panas tahun ini, dibanderol mulai 3.000 dollar AS (Rp 38,9 juta)
Baterai ini juga didesain dengan sistem "load-shifting", yang menyimpan energi ketika harga listrik lagi murah karena permintaan berkurang dan digunakan saat kondisi sebaliknya. Juga bisa menyimpan listrik dari panas sinar matahari di siang hari dan dimanfaatkan menjelang malam tiba. Menurut Lembaga Energi dan Informasi AS, rata-rata konsumsi energi listrik setiap rumah warga AS, adalah 30 kWh per hari.
Baterai ini juga ditawarkan dalam berbagai warna dan pola, dapat disesuaikan dengan desain masing-masing dinding rumah atau kantor. Baterai ini juga bisa dirangkai sampai kemampuan besar, sesuai kegunaannya masing-masing, apakah untuk rumah, kantor, hingga industri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.