Detroit, KompasOtomotif — Merek asli Amerika Serikat, General Motors (GM), mengakui bahwa perwakilan bisnisnya di Indonesia melakukan kesalahan karena menantang langsung merek otomotif Jepang. Executive Vice President GM Stefan Jacoby yang membawahi pasar di luar Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok mengungkap hal itu, seperti dilansir Automotive News, Jumat (26/2/2015).
GM berusaha bersaing dengan Jepang dengan melokalisasi MPV Chevrolet Spin di Indonesia. Strategi ini membuat aliran dana investasi ratusan juta dollar AS mengucur untuk mengoperasikan kembali pabrik di Bekasi yang sempat mati suri pada Mei 2013.
Spin masuk di kelas MPV bawah bersama merek Jepang, seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Nissan Evalia, Suzuki Ertiga, dan pendatang baru, Honda Mobilio. Tak mampu bicara banyak, Spin dinilai gagal mencapai target.
Penjualan Spin tidak sampai setengah kemampuan kapasitas pabrik. Kapasitas produksi di pabrik mencapai 40.000 unit, tetapi Spin pada 2014 hanya laku 8.412 unit untuk pasar domestik, dan hampir 3.000 unit kuota ekspor.
"Kami tidak mampu meningkatkan produksi Spin sesuai volume yang diharapkan, meskipun sebenarnya produk ini sangat bagus. Rantai logistik Spin terlalu kompleks. Kami mendapatkan volume rendah, jadi tak bisa melokalisasi dengan benar, dan dalam hal biaya, kami tidak kompetitif," ujar Jacoby kepada Reuters.
Imbas dari pandangan itu, GM akan menghentikan seluruh aktivitas pabrik di Bekasi pada akhir Juni 2015, dan lebih dari 500 pegawai pabrik akan kehilangan pekerjaannya. GM Indonesia hanya akan menjadi perusahaan distribusi. Januari lalu, GM Indonesia mengatakan tidak lagi menjual SUV Trailblazer dan pikap Colorado. Mereka sekarang fokus pada Aveo, Orlando, Captiva, dan Spin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.