Selain bertengger di segmen premium, XC90 juga diposisikan sebagai salah satu model kunci guna mendongkrak penjualan total perusahaan, yang dipatok mencapai 800.000 unit hingga 2020 mendatang.
Tak hanya desain baru, Volvo juga menawarkan teknologi keselamatan, dan mesin yang jauh lebih efisien. Produk ini merupakan model perdana Volvo setelah Ford menjual merek asal Swedia ini ke pemilik baru Zhejiang Geely Holding Group pada 2010.
Karena masih perkenalan, Volvo baru mau mulai memasarkan XC90 ke pasar global, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, mulai Mei 2015. Peluncuran resmi untuk publik berlangsung di Paris Auto Show, Oktober 2014.
"Ini merupakan salah satu hari paling penting dalam sejarah kami. Kami bukan sekedar meluncurkan mobil tetapi melahirkan kembali merek. Hari ini, menandai era baru bagi perusahan kami," beber Hakan Samuelsson, Chief Executive Officer Volvo di sela peluncuran, dilansir Autonews Europe (26/8/2014).
"SPA memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan kelapangan interior dan menciptakan kendaraan baru "yang lebih nyaman, meskipun punya bodi kompak, dan lebih pendek," sambung Peter Mertens, Wakil Presiden Senior divisi Riset dan Pengembangan Volvo.
Ciri khas Volvo XC90 berupa "iron mark", desain garis diagonal di bagian tengah gril masih diandalkan jadi indentitas. Terasa paling beda, ada pada desain lampu dengan dengan lampu LED berbentuk "T" tidak sempurna. Orang menyebutkan seperti bentuk "palu", senjata utama tokoh fiksi Thor. Tapi, Volvo mengaku desain ini akan menjadi indentitas baru pada semua model Volvo di masa depan.
Kap mesin XC90 juga lebih panjang dengan bentuk bahu yang terlihat lebih kekar. Lampu belakangnya juga terlihat lebih segar dengan bentuk yang masih mirip dengan model lawas.
Banderol XC90 nilainya beragam, tergantung dari lokasi pemasaran. Tapi, sebagai acuan di Amerika Serikat, SUV varian mesin bensin di banderol mulai 48.900 dollar AS (Rp 571,1 juta) untuk pasar AS. Sementara untuk pilihan diesel ditawarkan mulai 45.000 euro (Rp 692,9 juta).