"Tolong jangan dilihat seperti itu, kami hadirkan Morning karena ada potensi pasar di bawah Picanto dan di atas LCGC berkisar Rp 130 jutaan," jelas Hartanto Sukmono, Direktur Pemasaran KMI, di sela peluncuran Morning, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014).
Hartanto menegaskan, kalau Morning bukan LCGC, karena tidak menikmati keringanan khusus pembebasan Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) 10 persen. Namun, menyebutnya sebagai mobil kota entry level. Insentif pemotongan BM dari Korsel, bukan khusus diciptakan untuk industri otomotif seperti LCGC, tetapi merupakan bagian dari kesepakatan besar pemerintah Indonesia dan Korsel.
Kia menawarkan Morning dengan banderol cukup kompetitif Rp 128 juta on the road Jakarta. Kalau membandingkan dengan LCGC terlaris saat ini, Toyota Agya banderol varian tertinggi (TRD A/T) hanya Rp 121,25 juta. Artinya, perbedaan harganya lumayan tipis jika dibandingkan dengan LCGC.
Dengan kedekatan harga ini, KMI berharap bisa menjadikan Morning pilihan konsumen pembeli mobil pertama di Indonesia. Potensi masyarakat kelas menengah yang mencapai 56,7 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 140 juta jiwa jadi potensi yang menggiurkan.
"Intinya, kami mau coba menawarkan keberagaman produk baru untuk konsumen Indonesia," tutup Hartanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.