Perjalanan tergolong cukup berat karena harus melalui garis pantai Kalimantan Timur dengan jarak 485 km. Butuh waktu sekitar 14-15 jam untuk sampai ke tujuan selanjutnya, Banjarmasin.
Wisata Kuliner
Rombongan mulai mengarah ke Banjarmasin dari Balikpapan, diawali dengan menyeberangi Selat Balikpapan menggunakan kapal ferry menuju Penajam, yang memakan waktu 1 jam.
Sebelum meninggalkan Balikpapan, rombongan sengaja memanjakan lidah dengan berwisata kuliner, makan siang ke salah satu restoran yang namanya sudah terdengar sampai Jakarta, Haur Gading. Letaknya di belakang Pasar Inpres Kebun Sayur, dekat penjualan cinderamata khas kalimantan.
Di antara sekian banyak rumah makan yang menawarkan aneka hidangan ikan atau seafood, Haur Gading paling terdengar namanya. Tampilan sederhana, terlihat seperti tempat tinggal biasa dengan warna dinding dominan merah, menyerupai tumpukkan bata merah. Bangku plastik dengan meja makan panjang beralas terpal. Menu paling terkenal, Pepes Patin yang dibungkus daun pisang dan dipanggang. Dihidangkan dalam kondisi panas.
Kalau telat datang menu ini akan habis dipesan pelanggan setianya. Selain itu yang tak kalah nikmatnya, udang gala goreng lengkap dengan sambal irisan mangga, yang cuma ada di Balikpapan. Rasa gurih meresap hingga sampai bagian dalam daging udang, dan sangat menggugah selera. Bahkan, cangkangnya masih terasa gurih. Nikmat!
Ekstrem
Setelah menyeberang, rombongan tiba di Penajam. Waktu sudah petang dan siap melanjutkan perjalanan. Jalur yang dilalui kali ini cukup ekstrem karena akan melewati kontur jalan yang beragam. Selain itu juga harus keluar masuk hutan dan perkebunan sawit yang minim penduduk.
Mulai dari tanjakan, turunan curam, tikungan tajam, jalan berbatu, sampai aspal rusak parah kerap dijumpai beberapa kali. Perbukitan dengan jurang yang dalam juga memastikan mata kami tetap siaga dan terjaga selama perjalanan. Rute menantang tersebut sengaja ditempuh malam hari karena jalur yang dilalui relatif sempit dan menghindari selisihan dengan bus atau truk yang justru akan menghambat laju rombongan.
Kendati menghadapi jalur yang ekstrem, justru menjadi kesempatan bagi tim untuk merasakan ketangguhan Avanza. Sistem gerak roda belakang membuat berbagai kontur jalan yang dihadapi malam ini bisa mengurangi potensi terjadinya slip di jalan. Terutama di waktu tanjakan dan mengangkut banyak penumpang.
Lubang besar yang tiba-tiba muncul ditengah aspal juga bisa dilalui dengan mudah karena ground clearance tinggi, 200 mm dari permukaan tanah, cocok untuk berbagai jenis jalan. Jalan gelombang atau berbatuan aman dilibas dalam kecepatan menengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.