Jakarta, KompasOtomotif – Selain mesin, area kolong mobil biasanya menjadi bagian yang jarang dibersihkan. Usahakan, minimal sebulan sekali membersihkan bagian ini, apalagi musim penghujan seperti sekarang, kotoran dan sampah jalanan dipastikan ikut jadi ”penumpang gelap”.
”Kotoran di jalan banyak mengandung unsur tanah. Karena potensial menyimpan air, tanah yang mengendap di kolong mobil bisa memicu karat pada bodi kendaraan. Kadar asam yang tinggi pada air hujan di Indonesia juga mempercepat proses korosi,” begitu peringatan Anton, pemilik Glance Auto Detailing, Depok.
Bahkan, Anton menyarankan wajib cuci kolong setelah hujan atau sesudah melewati genangan air. Pencucian bisa dilakukan di carwash yang memiliki pengangkut hidrolis. Berikut titik-titik rawan kotoran di kolong yang rawan menjadi sumber ”penyakit”:
1. Drive shaft. Lebih dikenal dengan istilah as roda pada mobil berpenggerak depan. Pada banyak kasus, partikel kotoran yang menempel pada bagian ini bisa merusak karet penutup (boot) pelindung sambungan as roda. Ini membuat pelumas (gemuk) joint kopel terbuang dan mengakibatkan kerusakan drive shaft.
2. Steering rack. Pada sistem kemudi rack & pinion juga terdapat karet boot pelindung. Kotoran yang menumpuk akan merusak karet dan membocorkan oli power steering.
3. Radiator. Bagian bawah radiator yang sejajar bumper sangat mudah tertutup kotoran. Tumpukan kotoran ini menghalangi kisi-kisi radiator, sehingga proses pendinginan tak berjalan mulus. Akibatnya mesin mudah panas.
4. Perhatikan juga kebersihan kisi-kisi kondensor AC dan pendingin oli transmisi otomatis yang juga ada di bagian bawah.
5. Bodi. Kotoran yang mengendap di daerah lipatan bodi, sambungan, dan sebagainya, membuat sistem drainase bodi terhambat. Jika dibiarkan, memicu pertumbuhan karat.
6. Suspensi. Bagian ini termasuk sesnsitif jika ditimbun banyak kotoran karena selalu bergerak dan bersinggungan. Tumpukan kotoran menimbulkan suara, dan lama-lama merusak sil karet.
7. Mesin. Kotoran yang menumpuk membuat mesin mudah panas. Semprot lebih dulu bagian sensitif air dengan semprotan silikon atau tutup dengan plastik pembungkus. Jangan disemprot dengan air bertekanan tinggi. Waspadai sensor-sensor, terutama di daerah ban (sensor ABS, kecepatan, dan lainnya).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.