JAKARTA, KOMPAS.com – Opsen pajak merupakan pungutan tambahan yang dikenakan pada pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.
PT Astra Honda Motor (AHM) mengungkapkan bahwa kebijakan opsen pajak menjadi salah satu tantangan penjualan motor tahun 2025.
Kebijakan ini bertujuan untuk menambah pendapatan daerah, namun di sisi lain dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
Baca juga: United Luncurkan Motor Listrik Khusus Ojol, Jarak Tempuh 180 Km
“Saat ini kan beberapa pemerintah daerah masih menunda kenaikannya. Meskipun ada beberapa yang sudah naik, ya pasti ada sedikit banyak dampak saat naik,” ujar Octavianus Dwi Putro, Direktur Pemasaran AHM di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
“Tapi kami bersama diler dan perusahaan pembiayaan, sama-sama memberi yang terbaik buat konsumen. Supaya masih bisa terjangkau, dan konsumen masih punya kemampuan untuk beli sepeda motor,” kata dia.
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD), opsen ini dihitung berdasarkan persentase tertentu dan menjadi salah satu instrumen baru yang bisa mengubah struktur harga kendaraan.
Baca juga: Tarif Berlangganan Charging Station Dinilai Mahal, Ini Jawaban Hyundai
Seiring dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor 900.1.13.1/6764/SJ pada 20 Desember 2024 oleh Menteri Dalam Negeri, pemerintah daerah di 25 provinsi memberikan keringanan atau pengurangan dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Opsen PKB, dan Opsen BBNKB.
Namun, kebijakan tersebut masih bersifat sementara, dengan insentif yang berlaku selama tiga hingga 12 bulan.
“Tentu akhirnya membuat market ini dampaknya (opsen pajak) sangat minim. Tapi kalau sampai diimplementasi, tentu akan berdampak signifikan buat daya beli masyarakat dan konsumen. Dan ini akan membuat market mungkin akan terdampak,” ucap Executive Vice President Director AHM Thomas Wijaya, pada kesempatan yang sama.
“Karena motor ini kan sebagai mobilitas yang produktif dan ekonomis, sehingga keterjangkauan menjadi salah satu kunci,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.