Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Pembatas Tengah Jalan Tol

Kompas.com - 18/06/2019, 08:22 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terlepas dari adanya serangan salah satu penumpang yang membuat sopir bus PO Safari hilang kendali, insiden kecelakaan yang menewaskan 12 orang di ruas Tol Cipali juga mendapat sorotan akibat minimnya fasilitas keamanan di jalan. Contoh absennya pembatas tengah antara jalur A dan B, untuk mencegah kendaraan berpindah jalur.

Kondisi ini pun mendapat sorotan dari banyak pihak, apalagi ditambah dengan dimensi jalan yang relatif tidak begitu lebar, serta permukaan jalan yang cenderung tidak mulus atau bergelombang.

"Kalau diperhatikan memang minim dengan pembatas jalan di bagian tengah. Pada beberapa sektor ada tapi tidak meyeluruh, itu juga harusnya menjadi perhatian bagi pihak pengelola tol, karena ada standarnya," ujar Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2019).

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Bus di Cipali, Perlukah Sekat untuk Sopir?

Menurut Yani, barrier atau pembatas tengah antar lajur A dan B di jalan tol harusnya sudah menjadi fasilitas yang ada dan dilengkapi pihak pengelola. Selain berguna sebagai penanda batas lintasan, fungsinya juga untuk menahan kendaraan.

Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol cikopo palimanan di Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol cikopo palimanan di Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).

Bila ada kejadian seperti kecelakaan layaknya insiden kemarin, minimal adanya pembatas tengah bisa menahan laju bus untuk berpindah jalur ke arah sebaliknya yang menyebakan insiden cukup fatal.

Kondisi ini juga ikut diutarakan oleh Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana. Menurut Sony, terlepas adanya faktor kelalaian atau kejadian yang dialami pengendara, unsur keselamatan dari sebuah jalan juga wajib diperhatikan, apalagi konteksnya merupakan lintasan bebas hambatan.

"Selain masalah safety dari internal atau pengendaranya, lingkungan, kondisi, serta fasilitas jalan juga berpengaruh karena masuk faktor ekternal. Adanya pembatas tengah memang tidak bisa jadi jaminan, namun paling tidak bisa memiliki peran seperti meredam laju kendaraan," kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau