JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan Jalur tol Trans-Jawa membuat Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengeluarkan ide untuk membuat moda transportasi umum bertajuk Trans-Java. Dalam wacananya, pengoperasian bus tersebut nantinya akan menggandeng instansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Jasa Marga dan Damri.
Adanya wacana tersebut ternyata membuat para pengusaha bus antarkota antarprovinsi (AKAP) meradang. Pasalnya, bila hal tersebut dilakukan bisa memengaruhi bisnis dan usahan yang selama ini telah dirintis para pengusaha bus AKAP.
Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Anthony Steven Hambali menjelaskan, wacana yang dilontarkan Menhub mendatangkan kekecawaan bagi para pengusaha bus. Apalagi, selama ini para pengusaha bus sudah berusaha mengikuti segala macam regulasi yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca juga: Tol Trans-Jawa Bisa Ubah Tatanan Bus AKAP
"Sebenarnya ini baru gagasan, tapi sudah sangat berdampak, apalagi nanti bila hal tersebut dilakukan. Harusnya kementerian lebih memperhatikan kami. Selama ini kami sudah mati-matian mengikuti regulasi, tiba-tiba tol ini jadi (Trans-Jawa) langsung mereka berencana membuat transportasi sendiri, lantas bagaimana dengan kami," ucap Anthony yang juga pemilik PO Sumber Alam kepada Kompas.com, Senin (7/1/2018).
Lebih lanjut Anthony menjelaskan, keberadaan tol Trans-Jawa menjadi sebuah titik cerah bagi pengusaha bus. Keberadaan tol yang menyambung dari Merak hingga Pasuruan ini membuat beberapa pengusaha kembali bergairah dan menyusun langkah bisnis baru ke depan.
Baca juga: Melintas Tol Trans-Jawa Bisa Maksimalkan Fitur Cruise Control
Menurut Anthony, sebenarnya secara wacana apa yang diutarakan Menhub memiliki tujuan yang positif, namun sayang Menhub tidak menitikberatkan untuk menggandeng para pengusaha busa swasta, tapi justru membuat transportasi umum versi BUMN.
"Harusnya kementerian berkoordinasi dengan kami yang selama ini sudah mendukung segala kebijakan yang ditetapkan, tapi ini tidak kami sudah terpuruk dan jatuh bangun malah ditambah dengan wacana ini. Bila wacana itu jadi, tidak mungkin bagi kami yang swasta itu bersaing dengan BUMN, ibaratnya seperti bapak yang mengambil alih mainan anaknya," ucap Anthony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.