JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang tembus hingga Rp 14.400 membuat sebagaian Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mengambil opsi menaikkan harga produknya. Namun kondisi ini justru tak membuat Honda Prospect Motor (HPM) latah ikutan merevisi harga jual kendaraannya.
Kondisi ini ditegaskan oleh Marketing and After Sales Service Director HPM Jonfis Fandy. Menurut Jonfis, sampai saat ini belum ada ancang-ancang untuk menaikkan harga.
"Harga belum, saat nanti pameran (GIIAS) juga kita tidak naikkan harga. Tapi akan kita lihat lagi nanti setelah auto show," kata Jonfis di sela-sela peresmian diler baru di Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018).
Baca juga: Harga Xpander Naik Lagi
Jonfis menjelaskan bahwa saat ini memang bukan hal mudah untuk dilalui karena melemahnya nilai tukar rupiah, apalagi faktor suku bunga juga ikut berpengaruh pada industri. Namun di satu sisi, soal penetapan harga juga tidak bisa diputuskan secara buru-buru.
Alasan sampai saat ini Honda masih bisa bertahan dengan harga lama karena penerapan kapasitas dan efesiensi. Selain itu juga terbantu dengan adanya pabrik yang bisa memproduksi kendaraan secara lokal tanpa beban impor.
Baca : Ikuti EURO IV, Harga Mobil Toyota Naik
Meski demikian, secara penjualan hingga semester satu 2018 Jonfis mengakau mengalami kenaikan sebesar sembilan persen untuk total market dibandingkan tahun 2017 lalu. Sementara untuk penurunan pada retail sebanyak 2,2 persen.
"Sampai bulan Mei kami masih naik, tapi di bulan Juni yang setengah bulan kerja itu kita turun. Untuk target tetap 180 ribu, belum kita rubah sampai saat ini," katanya.