Jakarta, KOMPAS.com – Toyota Sienta mengalami penurunan wholesales mencapai minus 86,42 persen, atau hanya memasok 437 unit, periode Januari-Februari 2018. Padahal pada dua bulan 2017, mereka masih memeroleh 3.218 unit.
Pertama kali mengaspal di dalam negeri pada 2016 lalu di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS), Sienta ditargetkan bisa terjual 3.500 unit perbulanya. Namun, sepanjang eksistensinya Sienta baru dua kali pasokanya melebihi target, pada Agustus dan September 2016.
Namun selebihnya jauh dari yang diharapkan, seperti mengacu pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Cerita lainnya, di tahun ketika pertama kali MPV pintu geser Toyota itu hadir, Honda Freed yang masih satu segmen malah stop dijual di Indonesia, alasanya model mobil kotak itu sudah tak lagi diminati oleh pasar dalam negeri.
Baca juga : Sienta Hybrid Dijual Tahun Depan di Indonesia?
Entah mengapa Toyota malah menjual Sienta di dalam negeri, bahkan memproduksinya. Mungkin pihak Toyota punya pertimbangan sendiri untuk melakukannya, walaupun volumenya tidak sebanyak yang diinginkan.
“Kalau kita lihat Sienta pada dasarnya kami coba sesuaikan supply dan demand-nya. Pada saat ini pasokan mungkin kami batasi supaya seimbang, tetapi penyerapan pasar justru sangat baik, di angka 1.500-an selama dua bulan di awal ini,” kata Executive General Manager Toyota Astra Motor ( TAM) Fransiscus Soerjopranoto kepada Kompas.com, Jumat (16/3/2018).
“Jadi semangatnya jangan harus seimbang semua, apalagi produk Toyota kan sangat banyak, dan tujuannya memberikan pilihan sesuai kebutuhan market di masing masing segmen. Jadi jangan sampai ada inden terlalu lama, nanti kepuasaan pelanggan bisa terganggu. Sienta sendiri saat ini masih cukup aman ketersediaan barangnya di dealer,” ucap Soerjo.