Jakarta, KompasOtomotif – Pengembangan dan produksi kendaraan—mobil dan motor—listrik boleh saja bakal kian menjamur di kemudian hari. Namun sejatinya, dunia sudah melirik alternatif energi lain untuk membuat bumi semakin rendah emisi, yakni hidrogen.
Inilah yang ditegaskan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata, bahwa kendaraan listrik yang saat ini sedang gencar dijadikan pendongkrak citra, hanyalah transisi untuk masuk ke era fuel cell.
”Fuel Cell justru nantinya bakal dikembangkan untuk motor. Atau seperti mobil hidrogen saat ini, tapi dengan dimensi lebih kecil. Ini bakal menjadi bahan bakar alternatif utama. Risetnya semua ke sana, karena lebih murah,” kata Gunadi.
Memproduksi hidrogen diyakini lebih murah ketimbang memproduksi listrik. Fuel cell adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip dengan baterai, tetapi berbeda karena dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya yang terkonsumsi; yaitu memproduksi listrik dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar.
Biaya produksi hidrogen pun dipandang Gunadi lebih murah ketimbang listrik. Memindahkan listrik dari pabrik menuju konsumen harus melalui transmisi bertahap. Mislanya, tegangan 300.000 KV ditransfer ke rumah jadi 220 V.
Secara termodinamika, perpindahan itu membawa kerugian, berupa panas dan lainnya. Kalau ini dihitung secara total, tidak murah.
Contoh mobil yang sudah menggunakan bahan bakar hidrogen adalah Toyota Mirai dan Honda Clarity. Gunadi meyakini, suatu saat, motor pun akan siap dengan teknologi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.