Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Mobil Nasional Terancam Kembali ke Level Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/11/2024, 15:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri kendaraan Bermotor (Gaikindo) menyebut penjualan mobil di dalam negeri tahun depan terancam kembali ke kondisi pandemi Covid-19, yaitu sekitar 500.000

Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan hal tersebut bisa terjadi saat diberlakukannya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Serta, adanya tambahan opsen pajak, meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Baca juga: Toyota Sudah Terima Permintaan Mobil Hybrid Murah

Booth Toyota di IIMS 2024TAM Booth Toyota di IIMS 2024

“Kalau kebijakan ini diberlakukan, penurunan akan signifikan. Tahun ini saja target penjualan sudah direvisi dari 1 juta unit menjadi 850.000 unit. Dengan tambahan opsen pajak dan PPN 12 persen, penjualan bisa turun hingga level pandemi, sekitar 500.000 unit,” jelas Kukuh, belum lama ini.

Ia menambahkan bahwa simulasi menunjukkan setiap kenaikan 1 persen opsen pajak dapat mengurangi penjualan kendaraan hingga 10 persen. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama di tengah daya beli masyarakat yang melemah.

Di samping itu, Kukuh juga menyoroti bahwa fenomena penurunan kelas menengah, dengan sekitar 10 juta orang terdegradasi dari segmen ini, juga menjadi penyebab melemahnya daya beli kendaraan.

“Kelas menengah merupakan pendorong utama penjualan mobil. Ketika daya beli mereka menurun, dampaknya sangat besar,” ujarnya.

Baca juga: Efek Samping Mencampur BBM Oktan Rendah dan Tinggi

Ilustrasi pameran otomotif.GIIAS 2024 Ilustrasi pameran otomotif.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Gaikindo Jongkie Sugiarto menyatakan dampak kenaikan PPN 12 persen akan lebih terasa pada konsumen mobil kelas bawah. Sebab mobil seharga Rp 300 juta akan mengalami kenaikan harga sekitar Rp 3 jutaan.

Oleh karena itu, Gaikindo menegaskan bahwa industri otomotif memerlukan dukungan pemerintah, misalnya melalui insentif fiskal seperti pembebasan PPnBM, yang terbukti efektif pada masa pemulihan pandemi.

Sebagai perbandingan, Malaysia berhasil menjaga pertumbuhan pasar otomotif dengan kebijakan insentif yang kuat, bahkan melampaui Thailand dalam penjualan mobil.

Kondisi ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh 5 persen lebih rendah dari proyeksi awal 6 persen, semakin memperburuk situasi.

"Bila tidak ada langkah strategis, posisi Indonesia dalam pasar otomotif ASEAN berpotensi terancam, sementara negara lain seperti Malaysia terus mencatatkan peningkatan signifikan," kata Kukuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau