Depok, KOMPAS.com - Modifikasi sepeda motor bergaya retro bisa dibilang tengah naik daun saat ini. Cukup banyak pemilik motor jenis sport naked masa kini yang mengubah tunggangannya menjadi motor sport tempo dulu.
Modifikasi bergaya retro memiliki banyak aliran, di antaranya adalah scrambler dan cafe racer. Sepintas untuk ukuran orang awam, cukup sulit membedakan kedua jenis motor tersebut. Berbeda halnya dengan chooper yang secara fisik dapat dikenali dari model setangnya yang tinggi.
Meski terkesan mirip, ada perbedaan diantara scrambler dan caferacer. Hal itu diungkapkan Maiyudi, modifikator sekaligus pemilik bengkel custom Clacustique yang ada di Tanah Baru, Depok.
Baca juga : Buang Jenuh Tampilan Tiger dengan Gaya Scrambler
Menurut pria yang akrab disapa Negro ini, hal pertama yang membedakan scrambler dan cafe racer adalah setang. Negro mengatakan cafe racer menggunakan setang underyoke atau di bawah segitiga (fork). Sedangkan scrambler menggunakan setang model biasa seperti motor sport pada umumnya.
Bila menilik ke belakang, modifikasi cafe racer memang mengacu ke motor balap zaman dulu. Sehingga model setangnya juga menggunakan setang motor balap yang mengharuskan pengemudi berkendara dalam posisi membungkuk.
Baca juga : Gaya Cafe Racer Royal Enfield, Buntut Peluru
"Kalau di setang caferacer gaya-gaya nunduk seperti motor balap. Ubahan yang benar-benar caferacer biasanya di belakang ada hornet (buntut tawon)," ujar Negro saat ditemui Kompas.com di bengkelnya di Tanah Baru, Depok, Senin (19/2/2018).
Perbedaan selanjutnya, lanjut Negro, terletak di ban. Scrambler adalah motor yang bisa dipakai on-road dan off-road. Sehingga ban yang digunakan menggunakan jenis dual purpose.
"Kalau caferacer ban tidak perlu dual purpose. Bisa ban classic atau ban sport. Tapi kalau scrambler, ban minimal yang dual purpose. Pakem minimal," kata Negro.
Baca juga : Mempertebal Sisi Liar Scrambler Ducati
Seiring waktu, Negro menyebut pakem yang ada pada scrambler dan cafe racer tidak sepenuhnya diterapkan. Karena modifikasi juga menyesuaikan dengan permintaan dari pemilik motor. Sehingga model yang diterapkan juga kombinasi dari beberapa aliran.
Contohnya cafe racer. Negro menyebut cafe racer yang saat ini banyak dipakai bukan lagi cafe racer murni. Tapi cafe racer bergaya brat style. Sehingga bagian belakang tak lagi menggunakan model buntut tawon.
Demikian pula dengan scrambler. Menurut Negro, pakem dari motor scrambler seharusnya menggunakan posisi knalpot tinggi layaknya motor trail. Namun banyak pemilik yang merasa kurang nyaman. Sehingga posisi knalpot tetap dibiarkan seperti motor pada umumnya.
Baca juga : Cafe Racer dari BMW
"Yang ini kombinasi sama yang ini. Sesuai permintaan saja. Jadi bukan benar-benar asli scrambler atau asli cafe racer," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.