Sentul, KompasOtomotif – Berbagai teknologi dan terobosan terus diciptakan, termasuk adanya ban asimetris. Inilah jenis ban yang punya alur (kembangan) berbeda, antara sisi dalam dan sisi luar.
Gunanya pun macam-macam, tapi lebih banyak mengantisipasi perbedaan sudut chamber pada berbagai merek mobil. Efeknya, tetap mampu menahan beban dan daya cengkeram.
”Adanya desain asimetris, daya cengkeram ban diharapkan bisa menyesuaikan dan tetap prima saat berkendara,” kata Bambang Hermanuhadi, Manajer Training PT Sumi Rubber Indonesia, (8/2/2017).
Secara kasat mata, sepintas bakal terlihat sama. Namun jika diperhatikan detail, akan ada desain yang berbeda dari alur tapak.
Bambang pun mencontohkan pada produk Dunlop Enasave EC300+, jika dibelah, akan ada komposisi yang berbeda antara sisi dalam dan luar. Ini berbeda dengan produk ban ramah lingkungan Dunlop lain, yakni tipe EC300 yang punya alur sama.
Artinya, ban asimetris tidak akan bisa ditukar-tukar untuk penggunan sisi dalam dan luar. Biasanya, ban ini sudah dilengkapi dengan petunjuk, mana bagian untuk sisi luar atau dalam.
”Ditukar sisinya (luar-dalam) tidak bisa. Tapi kalau ditukar untuk kanan dan kiri, bisa, tapi harus tetap melihat mana yang sisi luar,” ujar Bambang.
Penggunaan ban asimetrik ini juga mulai dipakai pada ajang balap, misalnya MotoGP, untuk mengantisipasi tekanan paling banyak, tikungan kanan atau kiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.