Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Otomotif Thailand Bisa Jauh Meninggalkan Indonesia?

Kompas.com - 24/03/2016, 13:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Bangkok, KompasOtomotif — Ambisi Pemerintah Indonesia untuk bisa menyaingi Thailand sebagai basis produksi otomotif di regional Asia Tenggara masih jauh dari kenyataan. Jumlah produksi, investasi, dan kinerja ekspor Indonesia hanya setengah dari Thailand.

Upaya mendongkrak Indonesia jadi basis produksi juga masih dilakukan dan belum menunjukkan sesuatu yang bisa mengimbangi Thailand. Lalu, mengapa Thailand begitu kuat di sektor otomotif?

Central Executive Officer (CEO) of Grand Prix International, Prachin Eamlumnow, mencoba berbagi salah satu rahasianya. Menurut pria yang memimpin promotor Bangkok International Motor Show (BIMS) ini, Thailand bisa maju pesat karena menganut sistem monarki dalam pemerintahannya.

"Sistem pemerintahan ini dianggap membuat iklim investasi lebih stabil," kata Prachin saat dijumpai di sela penyelenggaraan Bangkok International Motor Show 2016, Impact Exhibition Center, Muangthong Thani, Rabu (23/3/2016).

"Karena negara ini monarki, jadi stabil kondisinya. Produsen merasa yakin untuk investasi di sini. Ini salah satu alasan industri otomotif berjalan dengan sangat baik," kata Prachin.

Thailand memang dikenal sebagai basis produksi otomotif dunia. Begitu banyak perusahaan otomotif yang membuka pabriknya di negara gajah putih itu. Menurut Prachin, perusahaan-perusahaan otomotif bahkan tidak pernah berpikir untuk hengkang walaupun di Thailand sudah terjadi beberapa kali kudeta.

"Kalau raja sudah turun tangan, semua (pertikaian) selesai," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com