Jakarta, KompasOtomotif – Kendaraan, baik mobil atau sepeda motor idealnya punya fungsi kelengkapan komponen yang berfungsi normal. Salah satu komponen yang paling vital fungsinya pada kendaraan adalah rem, jangan sampai Anda terlambat mengetahui hal ini dan berujung celaka, terparah kehilangan nyawa.
Satu-satunya cara untuk tetap bisa mengandalkan rem untuk memperlambat laju kendaraan adalah dengan mengenali gejalanya. Penyakit "rem blong" bisa dibilang jarang terjadi, tapi kalau sampai terlambat diantisipasi, fatal akibatnya.
Saiful Anwar, Wakil Kepala Bengkel Plaza Toyota di Pemuda, Ramawamangun, Jakarta Timur mengatakan, penting bagi pemilik kendaraan untuk mengenali gejala yang terjadi pada tunggangannya sehari-hari. Faktor paling umum terjadinya "rem blong" adalah kanvas rem yang habis.
Kondisi ini membuat gaya penekanan kanvas untuk menjepit cakram rem semakin dalam. "Biasanya dirasakan dengan injakan pedal rem yang jadi tidak normal. Misalnya, kalau biasanya dalam kedalaman pijakan rem, mobil sudah berhenti, ini jadi harus lebih dalam," kata Saiful, Jumat (23/10/2015).
“Jadi saat ditekan akan mengempos, karena terdapat angin pada sirkulasi minyak rem. Biasanya rem dikocok (gerakan menekan berulang-ulang pedal rem) untuk mengembalikan tekanan. Meski bisa kembali normal namun suatu saat akan kembali ngempos, jika angin tidak dikeluarkan terlebih dahulu,” ujar Saiful.
Terakhir, lanjut Saiful, adalah kondisi rem cakram dan tromol yang jarang dibersihkan dan disetel secara berkala. Ini jelas akan menyebabkan banyak gangguan pada sistem rem, yang kerjanya akan tidak sempurna ketika diperlukan.
Dengan mempelajari ketiga gejala ini, pastikan Anda bisa mengurangi risiko bahaya di jalan!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.