“F1 tidak lagi bekerja. Pamornya menurun sebab Federation International d'Automobile (FIA) telah melupakan bahwa orang-orang menyaksikan balapan untuk kesenangan. Tidak ada yang ingin melihatnya buat efisiensi, ayolah,” katanya seperti dilansir Wall Street Journal, pekan lalu.
Gesekan tim F1 Scuderia Ferrari dengan FIA memang telah lama jadi rahasia umum. Mulai musim F1 2014, percikan kembali menyala karena regulasi baru, yang menyatakan tim tidak boleh mengembangkan mesin selama semusim, keputusan ini membuat Scuderia Ferrari tertahan di urutan ketiga dalam klasemen. “Dan kita tidak boleh menyentuh mesin?” katanya dengan nada penasaran ditambah frustasi.
“Penonton menyaksikan balapan untuk hiburan, Tidak ada yang ingin menyaksikan pebalap menghemat bahan bakar, ban, atau spesifikasi teknis. Ini adalah olahraga, benar, tapi juga pertunjukan,” katanya sambil mengeluh tentang suara mesin F1 yang “melempem”.
Belum ada respon dari FIA terkait perkataan Montezemolo. Tapi tujuan besar menjadikan F1 semakin “hijau” sekaligus membatasi banyak hal, agar biaya balap terjangkau buat konstestan lainnya.
Montezemolo mengungkapkan, merek “Kuda Jingkrak” mulai membidik balap ketahanan seperti Le Mans, paling cepat terjadi pada 2020. Ferrari pernah merajai kompetisi 24 jam non-stop itu sebanyak sembilan kali (1947-1972), tapi kemudian sang pendiri, Enzo Ferrari, memutuskan untuk beralih ke F1. Ia juga menekankan, tidak mungkin dua balapan bakal berjalan beriringan. Berarti keputusan yang diambil hanya fokus di satu balapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.