Bandung, KompasOtomotif – Variable Nozzle Turbocharger (VNT) dan intercooler yang baru saja ditanamkan ke Toyota Grand New Fortuner bermesin diesel adalah teknologi lama. Hal tersebut diakui Iwan Abdurahman, Section Head of Technical Support Department Toyota Astra Motor (TAM). Kendati demikian, keputusan TAM menggunakannya sekarang, setelah uji-coba selama 2 atahun. "Karakternya berbeda dengan VNT yang yang dijual di negara lain," terang Iwan di sela-sela tesFortuner VNT untuk media, Bandung, Selasa (11/9).
VNT
Ingin tahu carai kerja turbo? Iwan mengibaratkannya seperti pompa. Hembusan gas buang dimanfaatkan untuk memutar turbin. Selanjutnya, turbin yang satu poros dengan "propeler" dengan arah berlawanan. Artinya, kalau turbin digerakkan oleh gas buang, propeler justru menyedot udara ke dalam mesin. Semakin kencang hembusan angin, turbin dan propeler berputar tambah cepat. Udara yang disedot juga makin banyak.
Karena itu diputar oleh gas buang itu, terjadi keterlambatan kerja turbin, khususnya pada putaran rendah. Lebih khusus lagi, terjadi pada turbin dengan sudut sirip-sirip i"paten" alias tetap (dipasang mati). Padahal kecepatan putaran turbin juga tergantung pada sudut sirip-sirip tersebut. Nah pada VNT - ada juga yang menyebutnya dengan Variable Geometry Turbocharger (VGT) - sudut sirip bisa berubah.
Perubahan disesuaikan pula dengan kecepatan hembusan gas buang. Hasilnya, keterlambatan pada putaran rendah bisa kurangi atau kerja turbo makin mantap dari putaran rendah sampai tinggi. Perubahan sudut sirip turbin diatur oleh Engine Control Unit (ECU) berdasarkan putaran mesin. Dengan ini, keterlambatan (lag) bisa dikurangi, juga mencegah terjadinya tekanan berlebihan (putaran sirip yang terlalu tingg) yang dihasilkan turbocharger .
Intercooler
Sementara itu, intercooler bertugas mendinginkan udara yang disedot dan dimampatkan oleh turbocharger. Pendinginan diperlukan agar massa udara yang sampai ke ruang bakar lebih banyak (densitas udara lebih tinggi, khususnya oksigen). Makin banyak masa udara atau oksigen yang bisa disedot adan kemudian dimampatkan oleh piston, kemampuan menghasilkan energi juga semakin besar. Khusus saat membakar diesel yang disemprotkan ke ruang bakar.
Common rail
Mesin diesel modern menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail. Selanjutnya, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik. Kerja injektor - menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan - diatur oleh komputer mesin atau ECU.
Nah, kombinasi itulah yang digunakan meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini, termasuk yang digunakan Toyota pada Fortuner.