JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini, ada video viral di media sosial memperlihatkan aksi pencurian speedometer truk saat truk tengah terparkir di salah satu rest area atau tempat istirahat jalan tol.
Dedy Untoro Harli, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng DIY, menyatakan, kalau kasus pencurian speedometer truk sudah sering terjadi dan merupakan masalah yang telah lama ada.
Menurut Dedy, saat ini para pelaku pencurian sudah jarang mengincar speedometer truk, melainkan lebih fokus pada pencurian Electronic Control Unit (ECU) kendaraan.
"Speedometer itu sudah lama sekali sebetulnya, kalau ada lagi itu paling maling kelas teri yang baru mulai, sekarang itu sudah tidak laku karena yang diincar ialah ECU," ungkapnya.
Alasan para pencuri kini mengincar ECU truk adalah karena harga jualnya yang lebih tinggi dibandingkan speedometer.
"Speedometer barunya sekitar Rp 5 jutaan copotan bisa Rp 2 jutaan, kalau ECU barunya bisa Rp 10 juta lebih, mahal. Bekasnya bisa di bawah Rp 5 juta," ungkap Dedy.
"Kalau speedometer dicopot (truk) masih bisa jalan tapi kalau ECU tidak jalan. Kalau speedometer paling kita tidak tahu lari berapa, indikator bensin tidak ada, tapi kalau ECU sama sekali tidak bisa jalan. Kalau otaknya diambil tidak bisa jalan," katanya.
Dedy mengungkapkan bahwa meskipun pencurian ECU sudah cukup lama terjadi, kasus ini belum begitu mencuat ke permukaan.
"Belum naik ke permukaan, padahal ECU sendiri sudah cukup lama juga. Dari awal itu ban serep dulu, ban sudah mereda ganti ke speedometer dan kini ke ECU," katanya.
Dedy mengatakan pencuri di rest area biasanya bekerja secara terorganisir dan sangat cepat.
"ECU juga sudah dipelajari oleh mereka sehingga tahu tempatnya, kalau brand Hino misalnya di sini, Isuzu di sini mereka pelajari. Cepat sekali," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/19/064200115/pencurian-speedometer-truk-sudah-biasa-saat-ini-maling-incar-ecu