JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP 2024 menjadi tahun emas bagi Ducati, yang mendominasi hampir seluruh musim dengan hanya satu kekalahan dari 19 balapan.
Dua pembalap Ducati, Jorge Martin dari tim satelit Pramac Racing dan Francesco Bagnaia dari tim pabrikan, memperebutkan gelar juara dunia dalam penentuan akhir di Barcelona.
Meski menggunakan motor Ducati Desmosedici GP24 yang sama, ada beberapa perbedaan penting dalam pendekatan keduanya terhadap konfigurasi motor dan dukungan teknis yang mereka terima.
Dilansir Crash.net, Michael Laverty dari TNT Sport menyatakan bahwa perbedaan paling mencolok ada dalam preferensi konfigurasi motor. Di mana, Bagnaia lebih nyaman menggunakan suspensi depan model lama dengan stroke lebih pendek, yang memperlihatkan lebih sedikit tabung di bagian atas.
Sementara itu, Martin memilih suspensi dengan stroke lebih panjang, sekitar 45mm terlihat di bagian atas, menyesuaikan geometri dengan gaya balap dan postur tubuhnya.
Bagnaia sendiri mengungkapkan bahwa sejak GP Spanyol, ia kembali menggunakan suspensi depan lama dan tidak melakukan perubahan besar pada motornya sejak saat itu.
Stabilitas setelan ini tampaknya menjadi salah satu kunci konsistensinya sepanjang musim, yang membawanya meraih 10 kemenangan hingga saat ini.
Hal serupa juga sempat disampaikan Manajer Ducati, Gigi Dall'Igna bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan terhadap Desmosedici GP24 antara Martin dan Bagnaia.
Secara teknis, dipastikan kedua pembalap memiliki motor dengan spesifikasi yang sama, termasuk mesin, ECU, sampai aerodinamikanya. Tapi beberapa sektor memiliki penyesuaian sesuai preferensi pengendara seperti sistem suspensi
Perbedaan lainnya adalah pada tingkat dukungan teknis di garasi mereka. Laverty mencatat bahwa tim pabrikan Ducati memberikan dukungan lebih besar dalam hal jumlah insinyur dan analisis data.
“Saat para insinyur memeriksa data, setiap komponen memiliki sensor untuk merekam semua tindakan, seperti menarik rem atau kopling. Data ini dianalisis oleh tim yang terdiri dari 10 hingga 20 insinyur di garasi pabrikan, jauh lebih banyak dibandingkan tim satelit,” kata dia.
Sementara Martin juga memiliki insinyur berkualitas di tim Pramac Racing, jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan tim pabrikan.
Meski begitu, Martin sampai kini tetap mampu tampil kompetitif, mengandalkan efisiensi dan strategi cermat timnya. Buktinya, ia berhasil memimpin klasemen MotoGP 2024 dengan total 492 poin, memimpin 19 poin dari Bagnaia.
Oleh karena itu, pertarungan Martin dan Bagnaia di Barcelona malam ini pukul 20.00 WIB akan menjadi puncak musim yang mendebarkan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/17/192559115/ini-bedanya-motor-ducati-jorge-martin-dan-francesco-bagnaia