SOLO, KOMPAS.com - Beredar video yang memperlihatkan 4 rombongan bus dilempari batu di Jalan Tol Semarang-Batang.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @explorebuslovers, Minggu (2/6/2024), terlihat kaca bus pecah akibat dilempari batu oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Lagi dan lagi, aksi pelemparan batu di Tol. Terjadi di bis SMAN 2 Cibinong korban lempar jumroh tol semarang-batang. Ada 4 bis yang di lempar 2 bis kaca pecah yang lain bodynya,” tulis akun tersebut.
Dalam unggahan tersebut, beberapa warganet berkomentar jika kejadian tersebut adalah salah sasaran.
“Mungkin salah sasaran. Itu yg lagi rame sepak bola final kemarin yg main di madura. Kan jalanan tol semarang, solo, surabaya mencekam. Banyak bis jadi korban salah sasaran kok di berita,” tulis akun dullohtattsuya.
Terlepas dari motif pelemparan batu pada bus, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, mayoritas aksi pelemparan batu kepada bus kerap dilakukan malam hari bukan saat siang.
Sony menyarankan, supaya terhindar dari risiko kaca pecah akibat lemparan batu, cara idealnya adalah dengan melapisi kaca dengan kaca film.
“Tujuannya supaya tidak sampai melalui para penumpang dan pengemudi,” kata Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Sementara, Pemilik PO SAN, Kurnia Lesani Adnan atau yang akrab disapa Sani mengatakan, pelemparan batu ke bus sudah terjadi sejak dulu, namun tujuannya berganti seiringnya zaman.
“Yang saya tahu, dulu melempar batu ke bus itu tujuannya agar bus berhenti lantas dirampok. Berjalannya waktu, melempar batu ini menjadi cara masyarakat protes,” kata Sani kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Namun, saat ini melempar batu ke bus sudah menjadi kegiatan iseng sematan dan pasti membahayakan banyak orang.
“Saat ini menurut saya, melempar batu ke bus sudah menjadi penyakit masyarakat. Hal ini menjadi kegiatan iseng yang dilakukan anak-anak kecil di daerah yang dilalui bus,” kata Sani.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/02/162200215/4-bus-dilempari-batu-di-jalan-tol-semarang-batang