JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengendarai motor, penggunaan apparel biker atau pakaian pengaman seperti jaket tebal, tentu bisa menambah kenyamanan dan memperbesar tingkat keselamatan.
Jaket khusus motor sendiri cukup banyak dijumpai dan tersedia beragam opsi, namun banyak yang menyebut, jaket bahan kulit adalah yang paling aman, benarkah demikian?
Jovand, Sales Head RCW Dainese Indonesia mengatakan, anggapan tersebut bisa dikatakan relatif, sebab jaket kulit juga punya sisi positif dan negatif tersendiri.
Untuk sisi positifnya, jaket kulit pada dasarnya memang cukup tebal dan kuat. Menurut Jovand, bahan ini memang sedikit lebih unggul dibandingkan bahan lain, misalnya katun atau wool.
“Tampilannya juga lebih premium, istilahnya itu grunge, jadi lebih elegan,” ucapnya kepada Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Namun sisi negatifnya, jaket bahan kulit terbilang cukup sulit dari segi perawatan, karena tidak bisa dicuci selayaknya kain.
Kalau pengguna keliru mencuci, ada dua resiko yang bisa terjadi. Pertama, bahan akan rusak dan kedua, perlindungannya tidak lagi prima.
“Kalau kulit memang biasanya harus dry cleaning, agak ribet memang. Perawatannya juga enggak bisa sendiri, sebaiknya pakai laundry,” kata dia.
Jovand menambahkan, konsumen yang hendak membeli jaket khusus motor sebaiknya tidak memulai dengan melihat bahan.
Ada satu komponen utama yang perannya jauh lebih penting, yakni padding alias penahan. Biasanya terletak di bagian persendian, kerah, dan area-area vital lainnya.
Menurut Jovand, jaket yang bagus memiliki padding dalam jumlah banyak, dan ketebalannya cukup baik. Hal ini jauh lebih meningkatkan keselamatan berkendara.
“Misalnya jatuh (kecelakaan), kalau pakai bahan tebal, mungkin cuma enggak lecet. Tapi kalau pakai jaket yang paddingnya banyak, itu bisa terhindar dari patah tulang,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/24/150000015/mitos-atau-fakta-jaket-kulit-paling-cocok-untuk-berkendara-motor-