PT Pertamina Patra Niaga sendiri mencatatkan hingga Agustus 2023, sudah ada 119 Terminal BBM Pertamina di Indonesia yang mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran B35. Artinya, implementasi tersebut belum dilakukan secara penuh atau menyeluruh di Indonesia.
Elan Biantoro, Secretary General Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (ASPERMIGAS), mengatakan, ada sejumlah faktor menjadi penyebab dari masalah ini, salah satunya belum adanya sinergi antar instansi pemerintah terkait.
“Yang menanam itu (pohon sawit) bukan Pertamina, Pertamina mencari argo bisnis yang bisa menanam itu. Jadi harus ada sinergi lintas bidang yakni bisnis agrobisnis dan bidang energi fosil,” kata Elan kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Elan menyebutkan, lintas sinergi tersebut bisa melibatkan Departemen Pertanian dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sementara koordinatornya saat ini Pertamina (BUMN).
"Jadi lintas kementerian harus dibuat kerjasama bila mau meningkat sampai ke B35," kata Elan.
Selain itu, faktor lainnya yang menjadi tantangan adalah ketersediaan dari sumber daya alam yang menjadi bahan dasar B35. Sehingga, suplai dan permintaan juga harus dipertanyakan.
“Apakah penyediaan sumber energi untuk transportasi itu mencukupi atau tidak? Apakah masa panen tumbuhan yang digunakan jumlahnya akan mencukupi sumber energi yang dibutuhkan? makin tinggi jumlah produksinya, maka harus menentukan jumlah panennya untuk memenuhi jumlah permintaan,” kata Elan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/25/111200315/penyebaran-bio-solar-b35-belum-merata-di-indonesia