Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mitos atau Fakta, Moge Tidak Boleh Pakai BBM Oktan Rendah?

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia umum jika motor gede (moge) yang memiliki kubikasi mesin 400cc ke atas, membutuhkan perhatian khusus. Tidak hanya dari segi perawatan dan penggunaan, tapi juga dalam hal jenis bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan.

Terkait hal ini, moge sangat ‘diharamkan’ menenggak BBM dengan oktan rendah seperti pertalite bahkan pertamax, namun apa alasan di balik hal ini?

Yopie Kurniawan, Direktur PT Enduro Republik Indonesia menjelaskan, hal itu berkaitan dengan kompresi mesin yang menjadi jeroan moge.

“Karena moge punya kubikasi mesin yang besar, daya kompresinya juga tinggi. Enggak akan ngangkat kalau pakai RON BBM rendah,” ucapnya kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Supaya performa moge optimal, moge butuh asupan BBM dengan nilai oktan minimal 95, bisa dijumpai pada pertamax plus, BP 95, dan Shell V-Power.

“Bahkan seharusnya, pertamax plus itu maksimal buat moge yang cc 400 saja. Kalau sudah 1.000cc, harusnya pakai pertamax turbo (RON 98),” kata dia.

Selain karena faktor kecocokan dengan mesin, Yopie mengatakan jika tidak elok apabila moge yang harganya ratusan juta hingga miliaran rupiah masih menggunakan BBM oktan rendah.

“Rasanya enggak pantas, enggak elok. Bisa beli motor harga miliaran tapi diisi BBM RON rendah,” kata dia.

Jika pengendara tetap memaksakan pakai BBM oktan rendah untuk moge, ada potensi kerusakan yang sangat mungkin terjadi pada sektor pengapian.

Dijelaskan oleh Ibnu Sambodo, Pemilik sekaligus kepala teknisi Manual Tech Racing, moge akan mengalami detonasi jika menggunakan BBM oktan rendah.

“Nantinya akan terjadi detonasi atau missfire di ruang bakar karena kompresinya tidak sempurna. Motor dengan cc besar wajib menggunakan oktan tinggi supaya kompresinya seimbang,” ucap dia.

Berbeda dengan proses pembakaran (combustion) BBM yang normal, detonasi adalah ledakan yang terjadi di ruang mesin akibat bahan bakar tidak bisa mengimbangi kompresi mesin.

“Kalau terjadi detonasi, bisa disimpulkan jika proses pembakaran di combustion chamber tidak optimal, konsumsi bbm juga akan luar biasa boros,” kata Ibnu.

Menurut Ibnu, motor sering detonasi akan memunculkan risiko lain, yakni kerusakan pada bagian silinder dan kepala piston di dalam mesin motor.

“Nantinya kepala piston bisa meleleh karena kompresinya yang besar tidak bisa ditahan oleh bbm oktan rendah. Ibaratnya piston tidak punya limiter,” ujarnya.

Satu sifat BBM oktan tinggi adalah kemampuannya untuk menahan dan mengimbangi kompresi besar. Hal itu dimungkinkan karena bbm oktan tinggi sulit terbakar.

Sebaliknya, BBM oktan rendah sangat mudah terbakar dan hanya cocok digunakan untuk motor dengan kompresi rendah.

 

https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/13/101200615/mitos-atau-fakta-moge-tidak-boleh-pakai-bbm-oktan-rendah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke