JAKARTA, KOMPAS.com - Mercedes-Benz mengakui butuh waktu untuk melakukan edukasi kepada calon konsumen agar tertarik membeli mobil listrik. Sebab banyak pertanyaan di benak pembeli yang belum terjawab.
Pertanyaan paling banyak ialah soal jarak tempuh, isi daya dan juga faktor keamanan dan keselamatan. Keamanan di sini yang dimaksud ialah mengenai daya tahan mobil saat melewati genangan air atau banjir.
Hari Arifianto, Deputy Director Sales Operation Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), mengatakan, soal jarak tempuh dan isi daya sudah terjawab adapun soal banjir sebetulnya hal mudah.
"Banjir juga sebetulnya ya, mobil apapun ada tidak yang didesain buat menyelam? tidak kan. Coba saya ingin tahu, mobil biasa bensin, nyemplung karatan tidak. Intinya kalau ketemu banjir ya jangan diterabas, berhenti," kata Hari yang ditemui pekan lalu.
"Pokoknya saya bilang mobil itu tidak didesain untuk jadi kapal selam sehingga kalau bertemu banjir lebih baik minggir. Mobil apapun. Sama saja mobil biasa dan mobil listrik," ujar dia.
Soal jarak tempuh, mengacu pada sedan "Mercy" EQE dan EQB bisa menempuh jarak 600 Km sekali isi. Sedangkan dua SUV listrik yang baru meluncur yaitu EQA dan EQB punya jarak tempuh rata-rata 400 Km.
Hari mengatakan, jarak tempuh tersebut sebetulnya sudah cukup buat harian. Misal, dipakai keliling Jakarta maksimal 50 Km per hari, artinya mobil baru isi daya atau ngecas lagi bisa satu minggu.
Kemudian soal isi daya, Hari mengatakan mobil listrik banyak isi daya di rumah. Namun jika mau cepat bisa dilakukan di SPKLU yang punya opsi fast charging karena paling lama hanya 30 menit.
"Karena meskipun sudah mulai banyak tetap butuh waktu. Listrik (cas) butuh enam jam, enam jam orang nunggu enam jam capai. Sebab biasanya sifatnya lebih personal. Kalau wallbox di rumah dicas lagi," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/21/172200915/mercedes-benz-indonesia-jawab-soal-mobil-listrik-terabas-banjir