Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kenapa Mobil Listrik yang Terbakar Apinya Sulit Dipadamkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Baterai mobil listrik memiliki banyak standar keselamatan yang bertugas menjaga dan mempertahankan kualitasnya. Akan tetapi, baterai EV yang sudah tersulut api sangat sulit dipadamkan.

Nyala api yang muncul akibat tersulut baterai berbeda dengan api-api biasa. Normalnya, api menyala karena adanya komposisi oksigen dan bahan mudah terbakar lainnya, sedangkan nyala api akibat baterai berbeda.

Willy Hadiwijaya CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) menjelaskan, berbeda dengan api biasa yang ditenagai oksigen, api kebakaran EV ditenagai oleh lithium dari baterai.

Menurut pria yang bergerak di produksi APAR itu, kandungan kimia di dalam sel baterai adalah penyebab utama sulitnya memadamkan kebakaran pada mobil listrik.

“Ketika kendaraan listrik kebakaran, nyala apinya beda. Dia lebih panas dan susah sekali dipadamkan, karena memang struktur kimianya beda dengan api-api lain,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Selain sulit dipadamkan, kobaran api yang mengandung lithium juga memiliki suhu tingkat suhu yang berbeda.

Api biasa suhunya adalah sekitar 800 derajat celcius, sedangkan api kebakaran EV suhunya sekitar 1.600 derajat celcius.

“Ada skala tingkat kebakaran, sejauh ini sudah ada 6 tingkat yaitu dari ‘A’ sampai ‘F’. Kebakaran mobil biasa dikategorikan sebagai tingkat ‘D’, sedangkan kebakaran mobil listrik dikategorikan sebagai tingkat ‘F’. Bedanya lumayan jauh,” kata Willy.

Supaya kebakaran mobil listrik bisa cepat padam, opsi yang bisa dilakukan adalah menyiramkan cairan kimia khusus untuk menetralkan sumber bahan bakar api.

“Kalau sumbernya padam, api enggak akan bisa nyala lagi. Jadi memang perlu cairan khusus supaya api cepat padam,” kata Willy.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/06/191200315/alasan-kenapa-mobil-listrik-yang-terbakar-apinya-sulit-dipadamkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke