Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nasib Sopir Angkutan Barang di Indonesia Miris

JAKARTA, KOMPAS.com - Logistik atau distribusi barang tidak lepas dari peran truk sebagai angkutan pengantar. Tapi sayang, peran sopir angkutan logistik atau barang sangat miris di Indonesia.

Joko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat mengatakan, setiap terjadi kecelakaan yang melibatkan truk, pengemudi kalau masih hidup, dipastikan jadi tersangka.

"Sensitivitas para pengusaha baik pemilik barang atau truk terhadap keselamatan sangat rendah. Perlindungan keselamatan terhadap pengemudi dan keluarganya minim sekali," ucapnya dalam siaran resmi, Minggu (18/12/2022).

Efeknya, profesi pengemudi truk semakin tidak diminati. Selain itu, para pengemudi ketika sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, maka akan segera meninggalkan profesi.

"Akhirnya nanti Indonesia tidak memiliki pengemudi truk yang profesional karena bayarannya amatiran," kata Djoko.

Bisa dibilang, penghasilan pengemudi truk pas-pasan, tapi risiko yang ditanggung selama perjalanan terlampau besar. Misal mengalami kecelakaan karena truk yang dibawa ODOL, sampai aksi kriminalitas di jalanan.

"Negara belum hadir untuk menetapkan upah standar yang layak. Kementerian Tenaga Kerja mestinya menghitung upah standar bagi pengemudi truk," ucapnya.

Menurut Djoko, perhatian untuk kesejahteraan pengemudi truk di Indonesia masih minim. Berbeda dengan di luar negeri, di mana waktu kerja sudah diatur, bahkan sampai gajinya pun terjamin.

"Andaikan masih bertahan sebagai pengemudi, sebagian besar disebabkan belum mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya lebih besar," kata Djoko.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/19/090200415/nasib-sopir-angkutan-barang-di-indonesia-miris-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke