JAKARTA, KOMPAS.com – PT Minerva Motor Indonesia muncul pertama kali di Tanah Air sekitar tahun 2007. Saat itu, Minerva berani bikin motor baru yang tampilannya nyaris sama dengan pabrikan Jepang.
Banyak yang beranggapan bahwa motor Minerva ini benar-benar sama dengan motor sport Jepang. Sebab motor ini punya desain yang sangat mirip namun dengan harga miring.
Paling terkenal tentu saja Minerva R150 yang jadi kembaran Honda CBR150R generasi pertama.
Kala itu, motor Minerva ini dijual dengan harga yang jauh lebih murah, dibandingkan CBR150R CBU Thailand yang dijual sekitar Rp 30 jutaan sampai Rp 40 jutaan.
Beberapa tahun berikutnya, PT Minerva Motor Indonesia melakukan Co-Branding and Joint Venture Manufacturing dengan Sachs Fahrzeug –und Motorentechnik.
Selanjutnya, motor ini lebih dikenal dengan Minerva Sachs. Ada beberapa model yang diluncurkan, mulai dari skuter matik (skutik), motor sport naked, dan motor sport full fairing.
Selama dipasarkan, Minerva sering dipertanyakan, buatan China, Indonesia, atau Jerman. Tidak ada pernyataan resmi dari pihak Minerva mengenai kejelasan nasibnya.
Tapi, di tahun 2015, manajemen yang sama meresmikan kerja sama untuk menjadi distributor resmi motor asal Austria, KTM. Sejak itu, kiprah Minerva sudah tidak terdengar lagi.
“Kita Minerva itu 2009, sampai sebelum kita pegang KTM, sekitar 2015,” ujar Kristianto Gunadi, salah satu petinggi Minerva Electron, kepada Kompas.com, Selasa (2/8/2022).
Setelah absen beberapa tahun, kini Minerva muncul lagi. Tapi bukan pakai nama Minerva atau Minerva SACHS melainkan Minerva Electron.
Sesuai namanya, ini untuk menunjukkan identitas sebagai merek yang bermain di segmen elektrifikasi.
“Kalau dulu 2015 itu kita ICE, gasoline engine. Kalau yang ini kita mau fokus ke elektrik. Jadi kita pakai nama Minerva Electron,” ucap Kristianto.
“Jadi kita fokus di elektrik, selain motor, juga ada forklift. Itu yang akan kita bawa di GIIAS nanti, jadi enggak terpaku di roda dua saja,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/03/192100215/jajaki-pasar-motor-listrik-begini-sejarah-minerva-di-indonesia