JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak cara yang bisa dilakukan pemilik kendaraan untuk menyempurnakan performa dan efisiensi bahan bakar, salah satunya adalah menggunakan oli sesuai peruntukannya.
Banyak informasi yang menyebutkan bahwa penggunaan oli untuk mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) harus yang encer. Pasalnya jika menggunakan pelumas yang kental, kinerja mesin bisa lebih berat.
Lantas benarkah anggapan tersebut?
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan, tidak selalu seperti itu.
Paling benar adalah dengan selalu menggunakan pelumas sesuai dengan standar kekentalan rekomendasi pabrikan.
“Untuk penggunaaan oli pada semua mobil, tidak hanya LCGC harus mengikuti standar kekentalan yang diperuntukan untuk mesin tersebut. Hal ini dapat dilihat di buku pedoman pemilik kendaraan,” ucap Didi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/2/2022).
Didi menyarankan, untuk mobil murah atau LCGC sebaiknya menggunakan grade oli SAE 0W-20, 5W-30 dan 10W-30.
“Selain itu, memang ada range yang bisa dipakai, tetapi selalu ada spesifikasi rekomendasi oli yang paling terbaik buat setiap mobil,” kata dia.
Jika pemilik mobil menggunakan SAE 10W-30 atau viskositas oli mesin yang lebih tinggi dalam temperatur yang sangat rendah, mesin mobil mungkin menjadi sulit dihidupkan. Sehingga oli mesin SAE 0W-20, 5W-30 direkomendasikan.
“0W-20 menunjukkan karakteristik oli yang memiliki kemampuan start lebih mudah saat cuaca dingin. Itu untuk mencegah olinya tidak membeku. Tetapi jika di daerah tropis, tidak perlu terlalu encer,” katanya.
Menurut Didi, jika pemilik mobil tidak menggunakan oli sesuai grade yang direkomendasikan bisa saja oli tidak dapat bersirkulasi dengan baik.
“Kondisi ini tentunya membuat oli tidak dapat melumasi dengan maksimal sehingga bisa menyebabkan keausan komponen,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/04/144100115/benarkah-mobil-lcgc-harus-pakai-oli-encer-